Pakar: Hilirisasi Mineral Kunci Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik

Muhamad Fajar Riyandanu
25 Januari 2023, 15:43
hilirisasi, mineral, kendaraan listrik,
Wahyu Dwi Jayanti | KATADATA
Suasana pabrik pemurni tembaga PT Smelting, Gresik, Jawa Timur, Kamis (20/6/2019).

Lebih dari itu, harga komoditas tembaga bakal bernilai lebih tinggi jika telah melewati fase pemurnian menjadi katoda tembaga dengan harga US$ 6.049 per ton. Produk paling ujung adalah kabel tembaga dengan harga jual mencapai US$ 13.000 per ton.

Hal serupa juga terjadi pada sektor tambang bauksit. Saat masih dalam bentuk bijih, harga jual di pasaran hanya berada di US$ 18 per ton. Harga jual akan meningkat usai bauksit dimurnikan menjadi alumina dengan harga jual US$ 350 per ton dan kembali meningkat jika diolah menjadi produk aluminum US$ 1.762 per ton.

"Logika sederhana, jualan barang setengah jadi atau barang jadi akan jauh lebih mahal dari jualan barang mentah. Ini momentum untuk dapat nilai tambah dari ekstraksi komoditi pertambangan," ujar Daymas.

Pakar Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menyampaikan bahwa perluasan proyek hilirisasi mineral penting dilakukan untuk menyediakan ekosistem rantai pasok dalam pengembangan baterai dan kendaraan listrik di dalam negeri.

Fahmy melanjutkan, hilirisasi komoditas tambang mineral tembaga maupun bauksit ditujukan untuk menyiapkan suplai produk setengah jadi yang dapat diolah oleh industri penyerap. "Olahan konsentrat tembaga maupun produk turunan olehan bijih bauksit itu dibutuhkan oleh industri lain dan permintaannya kian meningkat," kata Fahmy.

Kebijakan hilirisasi mineral merupakan proyek jangka panjang yang berdampak pada penurunan pendapatan negara pada awal implementasi larangan ekspor. Namun, hal itu akan mendatangkan hasil positif seiring makin bertumbuhnya industri pengolahan dan industri penyerap di dalam negeri.

"Pengalaman larangan ekspor nikel itu memaksa hilirisasi dijalankan oleh pengusaha konsorsium atau investor hilirisasi. Saat larangan ekspor nikel, terjadi kehilangan Rp 21 triliun. Tapi dua tahun kemudian setelah hilirisasi berjalan ada nilai tambah sekitar Rp 62 triliun," ujar Fahmy.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...