Sebab Kuota LPG 3 Kg Terus Jebol Tiap Tahun
Artinya, kalau ekonominya tumbuh 1%, maka energiya butuh 2%. Angka ini juga meliputi kebutuhan untuk memasak di dapur, termasuk LPG. "Apalagi kalau jumlah penduduknya bertambah, maka otomatis kebutuhan energi untuk memasak juga akan bertambah,” kata Komaidi.
Pertumbuhan ekonomi tersebut akhirnya juga memberi beban kepada pemerintah semakin besar. “Maka ada LPG yang subsidi dan ada non-subsidi. Yang subsidi sesuai kemampuan fiskal pemerintah. Yang non-subsidi ke tabung elpiji 5,5 kg atau 12 kg, dan lainnya,” ucapnya.
Sama seperti Fahmy, Komaidi juga mengatakan pemerintah belum melakukan pembatasan secara tegas. “Meskipun di dalam tabung 3 kg itu ditulis hanya untuk masyarakat miskin, tapi dalam regulasinya tidak ada aturan yang jelas,” ujarnya.
Komaidi juga menyoroti perihal asal mula adanya program LPG. Program ini bagian dari konversi minyak tanah ke gas yang saat itu diinisiasi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ketika itu minyak tanah masih digunakan sebagian besar masyarakat Indonesia untuk memasak. "Program ini untuk menggantikan minyak tanah, prinsipnya konversi. Artinya, yang dulu menggunakan minyak tanah itu berhak semua. Ini filosofi dasarnya,” ucap dia.