Terkendala Banjir, Tajak Sumur MNK Kedua di Blok Rokan Diundur
Pengembangan dari dua sumur MNK tersebut diproyeksi dapat memberi kontribusi produksi minyak pada 2025. Lalu, secara bertahap dapat menyumbang 60 ribu sampai 70 ribu barel per hari (bopd) pada 2030. “Tapi kalau tidak ada potensi nanti kita akan impor,” ujarnya.
Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa pengembangan MNK di Blok Rokan telah memasuki tahap studi yang hasilnya akan diumumkan pertengahan tahun ini.
“Untuk MNK studi laboratorium sedang dikerjakan, mungkin lima bulan dari sekarang akan keluar hasil studinya,” kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat konferensi pers di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (16/1).
Tutuka mengatakan studi ini dilakukan baik di dalam dan luar negeri. “Nanti diketahui apakah potensinya cukup menjanjikan untuk dilakukan eksploitasi. Apakah ekonomis atau tidak,” ujarnya.
Melansir dari situs resmi Pertamina, sumur migas nonkovensional adalah produksi migas dari reservoir tempat terbentuknya minyak dan gas bumi dengan permeabilitas yang rendah (low permeability). Bedanya dengan migas konvensional terletak pada lokasinya.
Migas konvensional lebih mudah terlihat karena letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan bumi. Sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam.