Terkendala Banjir, Tajak Sumur MNK Kedua di Blok Rokan Diundur

Mela Syaharani
7 Februari 2024, 13:06
blok rokan, skk migas, eksplorasi migas, migas nonkonvensional, pertamina
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin (8/8/2022).

Pengembangan dari dua sumur MNK tersebut diproyeksi dapat memberi kontribusi produksi minyak pada 2025. Lalu, secara bertahap dapat menyumbang 60 ribu sampai 70 ribu barel per hari (bopd) pada 2030. “Tapi kalau tidak ada potensi nanti kita akan impor,” ujarnya.

Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa pengembangan MNK di Blok Rokan telah memasuki tahap studi yang hasilnya akan diumumkan pertengahan tahun ini.

“Untuk MNK studi laboratorium sedang dikerjakan, mungkin lima bulan dari sekarang akan keluar hasil studinya,” kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat konferensi pers di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (16/1).

Tutuka mengatakan studi ini dilakukan baik di dalam dan luar negeri. “Nanti diketahui apakah potensinya cukup menjanjikan untuk dilakukan eksploitasi. Apakah ekonomis atau tidak,” ujarnya.

Melansir dari situs resmi Pertamina, sumur migas nonkovensional adalah produksi migas dari reservoir tempat terbentuknya minyak dan gas bumi dengan permeabilitas yang rendah (low permeability). Bedanya dengan migas konvensional terletak pada lokasinya.

Migas konvensional lebih mudah terlihat karena letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan bumi. Sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...