CEO Saudi Aramco: Transisi Energi Gagal, Phase Out Minyak Cuma Fantasi

Happy Fajrian
20 Maret 2024, 18:04
transisi energi, saudi aramco
ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/foc.
Petugas melakukan pemeriksaan di unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) Green Refinery PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (2/11/2023).

Sebaliknya, porsi hidrokarbon atau migas dalam bauran energi global hampir tidak berkurang pada abad ke-21 dari 83% menjadi 80%. “Permintaan global telah meningkat 100 juta barel setara minyak per hari selama periode itu dan akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa tahun ini,” kata dia.

Gas telah tumbuh 70% sejak awal abad ini, kata Nasser. Peralihan dari batu bara ke gas berkontribusi terhadap dua pertiga pengurangan emisi karbon di AS.

“Ini bukanlah gambaran masa depan yang telah dilukiskan oleh beberapa pihak,” kata Nasser. “Bahkan mereka mulai menyadari pentingnya keamanan minyak dan gas.”

Sementara itu, negara-negara berkembang di wilayah selatan akan mendorong permintaan minyak dan gas seiring dengan meningkatnya kesejahteraan di negara-negara tersebut, yang mewakili lebih dari 85% populasi dunia. Negara-negara ini menerima kurang dari 5% investasi yang menargetkan energi terbarukan.

Nasser mengatakan dunia harus lebih fokus pada pengurangan emisi minyak dan gas selain energi terbarukan. Peningkatan efisiensi saja selama 15 tahun terakhir telah mengurangi permintaan energi global hampir 90 juta barel per hari setara minyak.

Sementara itu, pembangkit listrik tenaga angin dan solar hanya mampu menggantikan 15 juta barel pada periode yang sama, katanya. “Kita harus mulai menggunakan sumber energi dan teknologi baru secara bertahap jika sudah benar-benar siap, kompetitif secara ekonomi, dan memiliki infrastruktur yang tepat,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...