SKK Migas sebut RI Belum Butuh Pasokan Impor LNG

Mela Syaharani
10 April 2025, 11:56
skk migas, impor, lng, kebijakan trump, tarif impor
Pertamina International Shipping
Pertamina kini memiliki kapal tanker gas terbesar di dunia, Pertamina Gas Amaryllis, yang menggunakan sistem dual fuel, yakni LSFO dan LPG, sehingga lebih ramah lingkungan.

Ringkasan

  • SKK Migas menyatakan Indonesia belum memerlukan impor LNG karena pasokan untuk April dan Mei telah terpenuhi dari dalam negeri. Evaluasi kebutuhan impor akan dilakukan untuk kuartal III dan IV.
  • Lima kargo LNG yang semula untuk ekspor dialihkan ke domestik, berasal dari Lapangan Donggi Senoro, Tangguh, dan Bontang untuk memenuhi kebutuhan PGN dan PLN. Ekspor gas ke Singapura dikurangi, dialihkan dari Natuna, untuk memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.
  • Wacana impor LNG dari Amerika Serikat dibantah oleh Menteri ESDM, yang menyatakan Indonesia saat ini fokus pada peningkatan impor minyak mentah dan LPG dari AS. Pemerintah sedang menegosiasikan kebijakan tarif impor AS dengan mempertimbangkan pembelian produk mesin, LPG, dan LNG dari negara tersebut.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan Indonesia saat ini belum membutuhkan impor gas alam cair (LNG).

“Saat ini belum perlu impor, pasokan untuk kebutuhan April dan Mei Alhamdulillah sudah bisa dipenuhi dari dalam negeri,” kata Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto saat ditemui di Jakarta, Rabu (9/4).

Kendati demikian, pemerintah saat ini sedang mengevaluasi untuk melihat apakah impor LNG diperlukan atau tidak. 

“Kebutuhan kuartal II insya allah aman, nanti kami lihat untuk kuartal III dan IV apakah perlu impor atau tidak,” ucapnya.

Indonesia juga mengalihkan pasokan 5 kargo LNG yang awalnya diekspor, namun, akhirnya diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan domestik. Pasokan LNG ini berasal dari Lapangan Donggi Senoro, Tangguh, dan Bontang.

“Alhamdulillah (untuk kebutuhan) PGN dan PLN, Bapak Menteri sudah tandatangan juga, tapi memang harga (LNG) nya agak tinggi ya, 17,4%,” ucapnya.

Selain itu, pemenuhan kebutuhan LNG untuk domestik juga dimaksimalkan melalui pengurangan ekspor gas ke Singapura. Pasokan ekspor gas Singapura dari Sumatra akan dialihkan melalui gas pipa dari Natuna.

“(ekspor) dari Sumatra ke Singapura kami kurangi untuk kebutuhan dalam negeri, pemenuhan Singapura kami maksimalkan dari Natuna,” ujarnya.

Tunda Kebijakan Tarif

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda kebijakan tarif impor tinggi terhadap puluhan negara, termasuk Indonesia selama 90 hari sambil membuka pintu negosiasi. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah akan menempuh sejumlah kebijakan strategis sebagai upaya negosiasi dalam merespons tarif yang dikenakan AS. 

Salah satunya berencana membeli produk-produk mesin, serta mengimpor LPG dan LNG dari Amerika. "Ini tidak menambah impor tapi hanya realokasi pembelian, sehingga tidak akan mengganggu," kata Airlangga.

Namun impor LNG ini dibantah oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia. Dia mengatakan Indonesia saat ini baru menghitung untuk meningkatkan impor minyak mentah dan LPG dari AS. 

“Saya tidak tahu soal LNG, sektor BBM belum kami hitung karena belum ada kebutuhan juga,” kata dia, Rabu (9/4).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan