Ekspor Merosot, Mendag Tuding Biang Keladinya Wabah Corona Tiongkok
Namun, kedua cara tersebut memerlukan stimulus domestik yang kuat dan konsisten, dari sisi kebijakan, birokrasi, dan teknis pelaksanaan perdagangan dan investasi.
Jika stimulus tersebut tidak didorong dengan kuat, peningkatan kinerja ekspor non migas, khususnya di industri pengolahan, tidak akan terjadi.
"Atau peningkatan ekspor non migas akan amat sangat lama untuk bisa menutupi defisit migas," katanya.
(Baca: Ekspor & Impor Makin Lesu, Neraca Dagang Januari Defisit US$ 864 Juta)
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Januari defisit sebesar US$ 864 juta. Angka tersebut membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,16 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, impor pada Januari mencapai US$ 14,28 miliar, sedangkan ekspor hanya mencapai US$ 13,41 miliar. Realisasi ekspor migas dan non migas mengalami penurunan.
Ekspor migas Januari 2020 tercatat US$ 81 juta atau turun 34,73% secara tahunan, sedangkan ekspor non migas mencapai USS$ 12,61 miliar atau turun 0,69% dibandingkan Januari 2019.
Hal tersebut tercermin dari ekspor nonmigas ke Tiongkok pada Januari lalu yang mengalami penurunan sebesar US$ 211,9 juta. Sedangkan, impor nonmigas dari Tiongkok juga turun sebesar US$ 125,2 juta.
Dengan begitu, defisit neraca dagang RI dengan Tiongkok pada Januari 2020 menjadi US$ 1,84 miliar. Namun, defisit tersebut membaik dari posisi defisit Januari 2019 sebesar US$ 2,4 miliar. Adapun perdagangan Indonesia-Tiongkok, digambarkan lebih lanjut dalam databoks berikut.