Pentingnya Pengelolaan Sampah Plastik

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
8 November 2019, 18:28
Pemulung memilah sampah yang sudah dikumpulkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kampung Ciangir, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI
Pemulung memilah sampah yang sudah dikumpulkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kampung Ciangir, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Target Daur Ulang Limbah Plastik
 (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Subtitusi kantong plastik tidak lebih baik

Terlepas dari dampak yang ditimbulkan oleh sampahnya, kantong plastik sampai sejauh ini masih menjadi produk wadah serbaguna yang paling ramah lingkungan.

Sebuah studi dari Environment Agency --lembaga lingkungan Inggris-- menjabarkan kalaupun plastik memiliki dampak lingkungan, terkait potensi pemanasan global, masih lebih baik dibanding kantong lain yang menjadi subtitusinya. Hal ini dilihat dari proses produksi sampai dikonsumsi. Kantong kertas misalnya, harus dipakai setidaknya tiga kali agar memiliki dampak lingkungan yang setara dengan kantong plastik. Sementara totte bag yang berbahan kain bahkan harus digunakan kembali sampai 131 kali agar memiliki nilai dampak lingkungan yang setara dengan kantong plastik.

"Produksinya butuh energi dan air yang lebih banyak dan juga bobotnya lebih berat. Jadi bergantung dari mana asalnya dibuat, akan berdampak pada lingkungan juga dalam distribusinya ke toko-toko," kata pakar pengelola lingkungan Profesor Margaret Bates kepada BBC (5/11/2019).

Sementara jika mau menelisik dari sejarahnya, kantong plastik dibuat untuk menyelamatkan bumi.

Pada tahun 1959, insinyur asal Swedia bernama Sten Gustaf Thulin menciptakan kantong plastik sebagai alternatif dari kantong kertas. Produksi kertas yang mendorong penebangan pohon di hutan dinilai berbahaya bagi lingkungan.

Kantong plastik yang lebih kuat dan tahan lama diproyeksikan dapat dipakai berulang kali sehingga lebih menarik dibanding kantong kertas.

Namun kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan kantong plastik, justru membuat tren penggunaan kantong plastik hanya menjadi sekali pakai. Dampaknya, sampah plastik jadi menumpuk dan mulai digembar-gemborkan sebagai material yang mengontaminasi lingkungan.

"Bagi ayah saya, membuang kantong plastik sehabis digunakan adalah hal yang aneh. Dia selalu membawa kantong plastik yang dilipat dalam sakunya. Jadi ketika sekarang kita membawa kantong sendiri ketika berbelanja, dia sudah melakukannya pada tahun 1970an, 1980an. Itu selalu dilakukan, karena baginya begitulah seharusnya," ujar anak dari Sten, Raoul Thulin, dalam wawancaranya dengan BBC (5/11/2019).

Jadi daripada melihat kantong plastik sebagai sesuatu yang perlu dihindari, alangkah baiknya kalau penggunaan kantong plastik dimaksimalkan. Sebelum menjadi limbah yang merusak lingkungan, pergunakan plastik berulang-ulang. Setelah benar-benar rusak, konversikan sampah plastik menjadi energi atau sumber bagi pembuatan plastik lagi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...