Pengusaha Makanan Minuman Khawatir Cukai Plastik Memukul Daya Beli

Image title
Oleh Ekarina
9 Juli 2019, 03:00
cukai plastik
123RF.com
Ilustrasi. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) menilai rencana penerapan kebijakan cukai plastik berpotensi menurunkan daya beli masyarakat.

"(Pengendalian) Sampah ditekankan menjadi gerakan bersama stakeholders responsibility. Bukan hanya tanggung jawab produsen atau producers responsibility," ujarnya.

(Baca: Kemenkeu Kaji Pembebasan Cukai Plastik Ramah Lingkungan)

Berdasarkan data Bank Dunia (2018) sekitar 300 juta ton plastik diproduksi setiap tahunnya. Dari angka itu, sekitar 150 juta ton plastik di antaranya mencemari lautan. Indonesia  disebut sebagai menjadi negara pencemar kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok. Indonesia diperkirakan menyumbang 0,48-1,29 juta ton metrik sampah plastik per tahun ke lautan.

Isu pencemaran lingkungan tersebut pun lantas ditanggapi pemerintah dengan kembali membuka wacana perihal pengenaan cukai plastik. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan pengenaan tarif cukai sebesar  Rp 30 ribu per kilogram atau Rp 200 per lembar dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI.

Untuk target cukai kantong plastik juga telah ditetapkan pada undang-undang APBN 2017.  Adapun kantong plastik yang dikenakan cukai merupakan jenis plastik yang tidak mudah terurai atau tidak ramah lingkungan.

Penerapan cukai terhadap kantong plastik juga didukung surat edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang penerapan kantong plastik berbayar serta peraturan Presiden khusus menangani sampah laut.

Sementara itu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyarankan agar rencana penerapan cukai kantong belanja plastik hanya menjadi masa transisi bagi sektor industri untuk nantinya bisa memproduksi plastik ramah lingkungan.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...