Toyota Investasi Rp 28 Triliun untuk Bangun Mobil Listrik di Indonesia

Image title
Oleh Ekarina
28 Juni 2019, 16:00
investasi mobil listrik Toyota di Indonesia, Perusahaan Otomotif Jepang, investasi Jepang
ANTARA FOTO/AUDY ALWI
Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) Yoshihiro Nakata (kedua kiri) didampingi Wakil Presiden Direktur Henry Tanoto (kedua kanan), Direktur Anton Jimmi Suwandy (kiri) dan Kazunori Minamide (kanan) secara simbolis menyerahkan Toyota C-HR Hybrid kepada First Customer, pebalap Rio Heryanto (tengah) saat peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019). C-HR Hybrid merupakan kendaraan elektrifikasi ramah lingkungan terbaru Toyota yang dipasarkan secara resmi di Indonesia.

"Kami finalisasi negosiasi dengan Hyundai," kata Luhut di acara Indonesia Economic Day 2019 yang diselenggarakan DBS dan Katadata, di Jakarta, Kamis (31/1). 

Mobil listrik yang akan diproduksi Hyundai tersebut rencananya menggunakan baterai lithium yang diproduksi di Morowali. Konsorsium perusahaan multinasional akan membangun pabrik lithium tersebut dengan nilai investasi US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,8 triliun.

Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam konsorsium tersebut adalah GEM Co Ltd dengan kepemilikan saham 36%, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) sebesar 25%, Tsingshan Group sebesar 21%, Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sebesar 10%, dan Hanwa dari Jepang dengan porsi 8%.

"Baterai lithium ini juga bisa kita ekspor ke Australia, negara-negara ASEAN, sampai Afrika," kata Luhut.

Teken Kerjasama dengan Jepang

Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat  meningkatkan kerja sama yang komprehensif dalam upaya pengembangan di sektor industri manufaktur. Hal tersebut diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Kolaborasi bilateral Indonesia-Jepang dituangkan melalui penandatanganan framework document antara Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dengan Ministry of Economy, Trade, and Investment (METI) Jepang, Hiroshige Seko di Osaka, Jepang, Kamis (27/6) waktu setempat.

Sinergi ini merupakan implementasi dari proyek The New Manufacturing Industry Development Center (New MIDEC) di bawah kerangka kerja sama Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).

(Baca: Ekspor Mobil Tahun Ini Diprediksi Capai 450 Ribu Unit)

“Dengan adanya kerja sama New MIDEC ini bisa mengkompensasikan defisit perdagangan antara Indonesia dan Jepang dalam bentuk capacity building yang sifatnya dasar untuk sektor manufaktur. Misalnya, kapasitas untuk teknik pengelasan atau skill lain  di industri otomotif,” kata Airlangga.

Kegiatan New MIDEC meliputi enam sektor, yaitu industri otomotif, elektronik, tekstil, makanan minuman, kimia serta logam. Selain itu juga terdapat tujuh lintas sektor, yaitu metal working, mold & dies (tooling), welding, SME development, promosi ekspor dan investasi, industri hijau, serta industry 4.0 (digitalisasi dan otomatisasi).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...