Incar Penurunan Tarif Sawit, RI Siap Buka Pasar Gula dari India
Dia menambahkan, Suresh Prabu memberikan respons positif terhadap rencana kerja sama dagang itu. Hal itu akan ditindaklanjuti pejabat teknis terkait dari kedua negara dalam pemenuhan permintaan pengurangan hambatan perdagangan.
Kesepakatan pengurangan tarif impor sawit India telah lama diharapkan pengusaha sawit. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono sebelumnya mengatakan pihaknya berharap pembicaraan bilateral bahnyak mengarah pada pengurangan tarif impor produk sawit.
"Sehingga tidak ada perbedaan impor tarif produk sawit Indonesia dari Malaysia," kata Mukti.
(Baca: Mendag Khawatir Lonjakan Hambatan Non-Tarif Dunia 3 Kali Lipat)
Sementara itu, pengusaha gula asal India tahun lalu sebelumnya juga pernah datang dan meminta supaya bea masuk impor gula sebesar 10%. Padahal, tarif impor gula dari Australia dan Thailand hanya sebesar 5%. Namun, pemerintah mengaku tidak membatasi impor dari India, meski tidak ada penurunan tarif.
Dalam upaya penurunan tarif sawit dan olahan ke India yang naik berkali-kali selama dua tahun terakhir, Indonesia telah membuka pasar daging kerbau beku. Pada tahun 2018 dan 2019, alokasi pembukaan pasar impor komoditas itu masing-masing sebesar 100 ribu ton.