Permintaan Pasar Tradisional Berkurang, Ekspor Sawit Tertekan

Michael Reily
12 November 2018, 11:46
Buah Sawit
Arief Kamaludin | Katadata
Permintaan sawit dunia berkurang menyebabkan ekspor ke beberapa negara tradisional pun melemah.

Namun, dia mengingatkan peluang ekspor sawit ke India bisa tergerus oleh Malaysia akan menikmati pengurangan tarif bea untuk CPO dan produk olahannya masing-masing 5% karena Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) yang mulai 1 Januari 2019. Indonesia juga harus meningkatkan perdagangan baik melalui perjanjian bilateral atau perjanjian perdagangan khusus (PTA).

Selain India,  ekspor juga tercatat menurun ke pasar Tiongkok sebesar 25%, Pakistan mencapai 24%, AS sebesar 50%, dan ekspor ke Timur Tengah anjlok 21%. Sebaliknya, peningkatan ekspor sawit terjadi ke Uni Eropa sebesar 16%, Bangladesh naik 155%, dan negara Afrika mencapai 47%.  (Baca: Penerapan B20 Pangkas Impor Solar 4 Ribu Kiloliter per Hari)

Peningkatan ekspor terjadi setelah karena pada bulan sebelumnya ada penurunan, di samping karena panen rapeseed dan bunga matahari sudah berakhir di Eropa dan mulai masuk musim dingin. Khusus untuk produk RBD Palm Olein atau minyak goreng, ekspor ke negara Afrika terus mengalami kenaikan secara konsisten setiap bulannya.

"Negara Afrika memiliki potensi besar untuk menjadi pasar utama minyak goreng jika pemerintah dapat memberikan insentif melalui pengurangan pungutan untuk ekspor minyak goreng dalam bentuk kemasan," katanya.

Gapki mencatat, sepanjang September 2018, produksi sawit mencapai 4,41 juta ton atau naik sekitar 8,5% dibanding Agusts yang mencapai 4,06 juta ton. Peningkatan  produksi sawit terjadi seiring dengan mulai masuknya siklus tinggi musim panen tahunan sawit di beberapa wilayah. Dengan meningkatnya produksi sawit dan ekspor terpantau stagnan mengakibat stok minyak sawit meningkat hingga 4,6 juta ton.

Dengan stok minyak sawit yang berlebih, harga sepanjang September bergerak pada kisaran US$ 517.50 – US$ 570 per metrik ton dengan rata-rata US$ 546.90 per metrik ton. Menurutnya, harga tersebut merupakan level terendah sejak Januari 2016.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...