Defisit Neraca Beras, Sinyalemen Lonjakan Harga

Michael Reily
25 Oktober 2018, 16:19
Ilustrasi Beras Bulog
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Aktifitas Kegiatan Raskin BULOG. Operasional Pergudangan, Perawatan, dan Penyaluran Raskin di Gudang Beras Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Selasa, (30/09/2014). Setiap gudang Bulog dapat menampung 3500 Ton karung beras dengan total gudang sebanyak 60 buah khusus penyimpanan beras.

Direktur Utama PT Foodstation Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan perusahaannya akan bekerja keras untuk memenuhi pasokan di Jakarta dan sekitarnya. Per 24 Oktober 2018, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang tercatat sebanyak 48.912 ton, sedikit lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 53,200 ton.

Foodstation juga mencatat, harga beras mulai merangkak naik dari posisi Rp 9.752 per kilogram (kg) pada periode Juli menjadi Rp 10.162 ton per kg pada Agustus. Sementara itu, memasuki September, harga mulai turun ke kisaran Rp 10.133 per kg dan Oktober menjadi Rp 10.111 per kg.

Arief mengakui pasokan beras pada kuartal terakhir 2018 juga bakal jauh berkurang karena faktor cuaca. "Kemarau panjang dan curah hujan sedikit pada masa tanam Juli dan Agustus membuat kita kerja keras untuk penyerapan," katanya.

Berdasarkan data PIBC, pasokan beras akan terus merosot mulai November 2017 hingga Februari 2018. Rinciannya, stok November 45.060 ton,  Desember 37.160 ton,  Januari 29.540 ton, dan Februari 24.830 ton.

(Baca: Perbaharui Data Beras, BPS Gunakan Metode Penghitungan Komprehensif)

Foodstation juga telah bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk pengawasan harga. Selain itu, untuk pengamanan pasokan PIBC juga telah  berkolaborasi dengan Perum Bulog. "Kami sudah lebih siap dibandingkan tahun lalu," ujar Arief.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras, pemerintah telah lebih dulu mengeluarkan kebijakan dengan menetapkan penugasan impor untuk Bulog sebanyak 2 juta ton. Sebab, berdasarkan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas), Bulog harus memiliki pasokan minimal 1,5 juta untuk mengantisipasi lonjakan harga.

Direktur Pengadaan Bulog Bachtiar menyatakan siap melakukan stabilisasi harga. Bulog juga menyatakan sudah melakukan kontrak impor sebanyak 1,8 juta ton, dengan realisasi saat ini sebesar  1,5 juta ton.

Di sisi lain, untuk penyerapan dalam negeri Bulog  sudah mencapai sekitar 1,5 juta ton. Pengadaan dalam negeri, menurutnya sudah digunakan untuk kegiatan bantuan sosial, beras Sejahtera (Rastra), dan bantuan bencana alam sebanyak 700 ribu ton.

Sehingga, stok Bulog untuk beras dalam negeri per 24 Oktober 2018 sebanyak 800 ribu ton. Jika ditambahkan beras yang berasal dari luar negeri, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) keseluruhan Bulog sebanyak 2,3 juta ton.

Bachtiar menjelaskan 300 ribu ton beras impor akan masuk dalam waktu dekat. "Kami siap untuk melakukan stabilisasi, ketersediaan, dan keterjangkauan dengan operasi pasar," katanya.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...