Jokowi: Penerapan Biodiesel 20% Bisa Kerek Harga Sawit US$ 100 Per Ton

Ameidyo Daud Nasution
2 Agustus 2018, 13:25
biodiesel
Katadata | Arief Kamaludin

(Baca: Biodiesel dan Pariwisata Jadi Andalan Lawan Defisit Transaksi Berjalan)

Impor migas yang tinggi menjadi penyebab defisit neraca transaksi berjalan terus membengkak. Pemerintah perlu mengambil langkah yang tepat untuk menekan defisit tersebut. Hasil rapat terbatas yang dipimpin Presiden beberapa waktu lalu memutuskan salah satu upayanya adalah dengan kebijakan biodiesel. Jokowi akan memastikan jajarannya menjalankan kebijakan ini.

"Masa kita punya sawit, tapi tidak bisa menyelesaikan ini (defisit transaksi berjalan)," katanya. Dia memberi contoh negara lain seperti Brazil. Sejak 1970, negara ini telah berhasil memberlakukan kebijakan bioetanol dari tebu. (Baca: Lima Masalah Penerapan Biodiesel)

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kebijakan biodiesel akan membuat permintaan sawit meningkat, sehingga harganya pun naik. Saat ini harga sawit mencapai US$ 530 per ton. "Akhir tahun akan meningkat hampir dekati US$ 700 per ton," ujarnya.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johannes Nangoi menyatakan siap mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan penggunaan biodiesel. Dia juga berharap kebijakan ini sesuai dengan standar emisi produsen mobil saat ini yakni euro IV. "Serta sejalan dengan penghematan devisa negara," katanya.

(Baca: Perpres B20 Ditargetkan Meluncur Bersamaan dengan Mobil Standar Euro 4)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...