Jokowi: Branding Pariwisata Indonesia Masih Lemah

Ameidyo Daud Nasution
3 Februari 2017, 18:51
Jokowi
ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo menerima sematan kain ulos khas Batak dari perwakilan Masyarakat Hukum Adat Panduman Sipituhuta di Istana Negara, Jakarta, 30 Desember 2012.

(Baca juga:  Proyek Bandara di Tana Toraja Ditargetkan Rampung Tahun Depan)

Promosi di berbagai ajang juga ditekankan kepala negara dalam rapat ini. Promosi yang baik tentunya dapat membuat RI mampu bersaing dengan negara-negara lain utamanya di bidang perdagangan, pariwisata, serta investasi. "Yang paling penting adalah realisasinya, agar kesan yang dibangun sesuai betul-betul dirasakan," ujar Jokowi.

Di kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pemerintah saat ini telah memetakan apa yang akan ditonjolkan dari sisi pariwisata. Dia menyebut dari bahan paparan rapat, wisatawan asing yang datang lebih tertarik dengan pengalaman berinteraksi dan membaur dengan masyarakat lokal (interactive travellers).

Selain itu, wisatawan juga menginginkan datang ke Indonesia serta bersantai dengan tenang (getaway seekers). "Kategorinya ada enam tapi kita tonjolkan dua itu," katanya.

Indonesia tak akan menyasar wisatawan yang memburu suasana hingar-bingar atau para backpacker. “Backpacker terlalu kecil belanjanya,”  kata Rudiantara. (Baca juga:  Jokowi: Pasar Tradisional Akan Hilang Diganti Toko Online)

Sedangkan Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan pemerintah akan membuat satu tagline yang menjadi slogan terintegrasi dengan tiga hal: pariwisata, investasi, serta perdagangan. Hal ini mirip dengan Inggris yang mempunyai model slogan terintegrasi. "Kami harap bisa keluar ketika Asian Games 2018," katanya.

Halaman:
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...