Pemerintah Ramal Penurunan Ekspor Sampai Akhir Tahun

Yura Syahrul
15 Juni 2016, 19:46
Pelabuhan ekspor
Arief Kamaludin | Katadata
Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

(Baca: Neraca Dagang April Surplus tapi Kinerja Ekspor Terus Melorot)

Menurut dia, ekonomi Indonesia dalam proses pengalihan dari ketergantungan terhadap komoditas menjadi ke sektor manufaktur, industri ringan, kerajinan, olahan dan komoditi yang lebih strategis serta memiliki nilai tambah tinggi. Namun, peralihan itu membutuhkan waktu.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong
Thomas Lembong (Katadata | Arief Kamaludin)

Karena itulah, Lembong memperkirakan, ekspor Indonesia masih akan turun sepanjang tahun ini. Tapi, dia berharap penurunannya tidak sebesar tahun lalu. “Tahun lalu ekspor kontraksi (turun) 14 persen dari tahun ke tahun. Tahun ini saya harapkan kontraksi single digit, mungkin antara 6-9 persen,” katanya.

Senada dengan Darmin, Lembong juga menilai kenaikan impor pada Mei lalu merupakan sinyal positif. Hal itu bisa menandakan ekonomi mulai menguat sejalan dengan kenaikan impor bahan baku. “Tapi saya masih sangat waspada, mudah-mudahan kontraksi ekspor tahun ini tidak separah tahun lalu.”

(Baca: Darmin Minta Cina Bantu Atasi Defisit Dagang Indonesia)

Sebaliknya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede masih pesimistis melihat prospek neraca dagang dan perekonomian tahun ini. Ia menilai sektor riil dan dunia usaha belum bergerak, yang ditandai oleh penurunan impor bahan baku periode Januari-Mei 2016 sebesar 13 persen dibandingkan periode sama 2015. Begitu pula dengan impor barang modal yang melorot 17 persen. Artinya, pelaku usaha masih menahan ekspansinya.

Lazimnya secara musiman, menurut Josua, kondisi dunia usaha mulai membaik pada kuartal II dnegan meningkatnya kapasitas produksi. Namun, hingga Mei lalu, kondisinya masih menurun dan pelaku usaha cenderung belum berekspansi.

Ke depan, Josua berharap daya beli masyarakat bakal pulih pada semester II nanti sehingga sektor usaha akan mulai ekspansi dan meningkatkan kapasitas produksinya awal tahun depan. “Harus ada perbaikan permintaan dulu agar pasokan meningkat sehingga memperbaiki impor. Jadi, kalau demand  belum meningkat, semester satu tahun depan juga kondisinya masih seperti ini,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Safrezi Fitra, Ameidyo Daud Nasution, Miftah Ardhian
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...