Daya Saing Industri Konstruksi Masih Lemah

Ameidyo Daud Nasution
19 Mei 2016, 19:05
Konstruksi
Arief Kamaludin|KATADATA

Yusid khawatir apabila kue pembangunan infrastruktur dalam negeri habis maka kemampuan konstruksi swasta dan Badan Usaha Milik Negara tidak dapat diandalkan dalam membangun infrastruktur di manca negara. “Ini agar kita memiliki kemampuan konstruksi di luar negeri,” katanya.

Hal tersebut diakui Zali Yahya. Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) ini, daya saing Sumber Daya Manusia konstruksi Indonesia relatif rendah apabila dibandingkan negara lain. Penyebabnya, banyak perusahaan mengerjakan proyek umum dan tidak memiliki satu bidang keahlian.

Asosiasinya mendata sekitar 91 persen perusahaan konstruksi bersifat umum (generalis). Hanya sembilan persen perusahaan konstruksi yang bisa dikatakan spesialis. Situasi ini terbalik bila dibandingkan dengan Amerika Serikat yang perusahaan konstruksinya terdiri dari 72 persen spesialis dan 28 persen umum. “Di Cina, generalis masih lebih banyak, tapi perbandingannya 51 persen kontraktor generalis dan 49 persen spesialis,” katanya.

Perusahaan konstruksi Indonesia juga masih memiliki budaya tidak menghormati kontrak kerja di negara lain. Selain itu, ada lagi ketakutan atas risiko default payment, akses modal terbatas, sampai dengan volatilitas mata uang. (Baca: Sembilan Kawasan Industri Terima Kemudahan Konstruksi).

Mengenai perkembangan usaha, Zali menyatakan ceruk pasar konstruksi Indonesia belum tergarap maksimal. Apalagi terkait program kerja Presiden Joko Widodo yang menggeber pembangunan infrastruktur secara besar-besaran.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...