Perkuat Bisnis Hilir, Krakatau Steel Ekspansi Produksi Baja Ringan

Image title
Oleh Ekarina
20 Juli 2020, 20:25
Perkuat Bisnis Hilir, Krakatau Steel Ekspansi Produksi Baja Ringan.
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Petugas beraktivitas di pabrik pembuatan baja Kawasan Industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/10/2019). Krakatau Steel ekspansi pembuatan baja ringan.

Dengan jaminan ukuran dan bentuk yang presisi, masyarakat dapat menggunakan produk baja ringan Krakatau Steel yang berkualitas untuk konstruksi rangka atap.

Sebagai target awal, baja ringan Krakatau Steel akan dipasarkan di seluruh pulau Jawa dan Bali. Selanjutnya, penjualan akan diperluas hingga seluruh wilayah Indonesia. 

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) sebelumnya  menyoroti maraknya baja impor yang tak sesuai standar nasional Indonesia atau SNI. Produk tersebut banyak ditemukan pada jenis material yang dipakai pada jasa konstruksi.

Padahal, dari segi kuantitas, industri baja dalam negeri dinilai mampu mencukupi kebutuhan nasional. Produk baja yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan impor.

Sekretaris Jenderal BPP GAPENSI Andi Rukman Nurdin menilai,kualitas produk hasil produksi dalam negeri tak jauh berbeda dibanding baja dari Tiongkok, Vietnam maupun Thailand. Kendati demikian, dari segi harga produk kedua negara ini jauh lebih murah.

Alhasil, konsumen lebih memilih harga paling murah sehingga produk dalam negeri kalah saing. Untuk menjadikan harga produk baja lokal lebih bersaing, industri dalam negeri harus mampu meningkatkan jumlah produksi. Selain itu, dia menilai tetap diperlukan dukungan pemerintah untuk melindungi industri baja dalam negeri dari gempuran baja impor dari sisi regulasi.

"Kita punya Krakatau Steel yang cukup luar biasa, punya Gunung Garuda, tapi kenapa kebijakan impor ini masih dibuka, ini menjadi persoalan," kata dia.

Bata Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor besi dan baja sepanjang 2019 mencapai US$ 10,39 miliar atau sekitar Rp 753 triliun. Realisasi impor baja meningkat 1,42% dibanding tahun sebelumnya US$ 10,25 miliar.

Selain menyebabkan defisit dagang dan transaksi berjalan, impor baja juga menyebabkan utilitas pabrik di dalam negeri menjadi sangat rendah.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...