760 Perkebunan Sawit Telah Bersertifikat ISPO, Baru 35% dari Target
Sementara itu, ketua umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan bahwa Gapki sebelumnya menargetkan seluruh anggotanya sudah tersertifikasi ISPO pada akhir 2020, namun terhambat karena adanya pandemi, dan adanya transisi sistem sertifikasi ISPO.
Joko menyebut, saat ini sudah 496 anggota Gapki yang menerima sertifikasi ISPO dan akan didorong upaya percepatan sertifikasi para anggota Gapki untuk mewujudkan target 100% anggota tersertifikasi ISPO.
Upaya yang dilakukan pun beragam, seperti melakukan pelatihan dan sosialisasi mengenai ISPO kepada anggota, bahkan Gapki membentuk satu komite khusus yang membidangi implementasi ISPO.
“Kita tidak ada target lain selain seluruh anggota harus 100% tersertifikasi ISPO. Kita sudah lakukan apa yang bisa kita lakukan, ini tinggal masalah waktu saja,” katanya.
Sebagai informasi, ISPO merupakan sertifikat yang mendukung perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Ada empat kategori yang menjadi kriteria ISPO dan RSPO. Pertama, aspek hukum yang mewajibkan pelaku industri sawit menegakkan transparansi, termasuk pada rantai pasok.
Kedua, pelaku industri sawit harus menerapkan ekonomi jangka panjang. Ketiga, aspek sosial yang menekankan penerapan relasi yang adil dan transparan antara perusahaan dengan petani.
Keempat, aspek lingkungan yang dilihat dari kemampuan perusahaan menjaga lingkungan dan melakukan konservasi sumber daya lingkungan.