Imbas Krisis Cip Semikonduktor, Produksi Mobil Inggris Turun 27%
Sebelumnya, perusahaan konsultan AlixPartners, krisis cip pada 2021 akan membuat sektor otomotif kehilangan pendapatan hampir Rp 3.000 triliun, yakni US$ 210 miliar, atau setara Rp 2.982 triliun pada tahun ini.
Dilansir dari Bloomberg, ini merupakan proyeksi ketiga yang dirilis AlixPartners untuk melihat dampak krisis cip semikonduktor tahun ini.
Pada bulan Januari lalu, kerugian industri tahun ini diperkirakan hanya sebesar US$ 61 miliar atau Rp 869,2 triliun. Proyeksi tu kemudian direvisi pada Mei dengan kerugian membesar menjadi US$ 110 miliar atau Rp 1.556 triliun.
Krisis cip semikonduktor juga diperkirakan membuat produksi kendaraan tahun ini turun 7,7 juta. Angka tersebut hampir dua kali lipat dari prediksi perusahaan sebelumnya yang memperkirakan hanya akan berkurang 3,9 juta.
Meskipun upaya berkelanjutan untuk menopang rantai pasokan terus dilakukan di berbagai negara namun ketersediaan semikonduktor semakin menipis karena produsen mobil dan industri lainnya sudah tidak memiliki cadangan lagi.
“Pasokan sejumlah produsen sudah kosong, tidak ada lagi yang tersisa untuk dikikis,” kata Direktur Pelaksana Praktik Otomotif dan Industri AlixPartners Dan Hearsch, dikutip dari Bloomberg, Jumat (24/9).