Restrukturisasi Dorong Ekosistem BUMN Jadi Lebih Fokus

Image title
Oleh Shabrina Paramacitra
12 Mei 2022, 10:44
Menteri BUMN Erick Thohir terus merestrukturisasi perusahaan milik negara. Kementerian BUMN telah membuat klaster-klaster yang mengerucutkan kolaborasi perusahaan sesuai bidang usahanya masing-masing.
ANTARA FOTO/Fauzan/tom.
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan seorang penumpang pesawat Pelita Air, Kamis (28/4/2022). Melalui sejumlah restrukturisasi, Kementerian BUMN terus melakukan transfomasi pada perusahaan-perusahaan milik negara.

Ekosistem lain yakni pemberdayaan pertanian. Melalui Program Makmur, PT Pupuk Indonesia melakukan pendampingan budi daya tani melalui ekosistem yang terintegrasi.

Senior Project Manager Program Makmur Pupuk Indonesia Supriyoto menjelaskan, program ini sebelumnya bernama Agrosolution. Program ini dirintis sejak akhir 2020 lalu.

“Program ini kolaborasi dari multi-stakeholder, mulai dari perbankan, produsen pupuk, penyedia agro input, sampai pemerintah daerah, petugas PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), hingga asuransi. Dan, tentunya juga offtaker, atau pihak yang membeli hasil panen petani, baik BUMN maupun swasta,” kata Supriyoto di sela-sela peluncuran Makmur, Sabtu (8/8/2021).

Program Makmur telah meningkatkan produktivitas komoditas jagung hingga 42 persen, serta padi 34 persen. Begitu juga dari sisi keuntungan. Para petani jagung yang terlibat dalam program ini mencatat kenaikan laba hingga 52 persen, sementara petani padi sebesar 41 persen.

Ekosistem lainnya adalah ID Food. Holding BUMN pangan ini diciptakan untuk mengintegrasikan produktivitas pangan dan kesejahteraan petani. Pengerjaannya dilakukan dari hulu ke hilir. Terakhir, ada Indonesia Journey (InJourney) sebagai ekosistem BUMN di bidang pariwisata.

Perampingan serta kolaborasi antar perusahaan pun telah melejitkan raupan laba BUMN. Hal itu juga ditambah dengan penutupan perusahaan yang tak lagi beroperasi dan mencatat kerugian.

“Hasilnya bisa dirasakan sama-sama, laba bersih seluruh BUMN tadinya Rp 13 triliun, sekarang menjadi Rp 90 triliun. Ini loncatan luar biasa,” ujar Erick.

(Tim Riset Katadata)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...