Krakatau Steel Cari Mitra untuk Operasikan Blast Furnace yang Mangkrak

Andi M. Arief
13 Mei 2022, 20:00
Krakatau Steel
Agung Samosir|KATADATA
Krakatau Steel

Menurutnya, mitra strategis masih membutuhkan pendampingan Krakatau Steel mengingat perseroan merupakan pemimpin pasar di industri hulu baja. 

Dia mengatakan, BF tidak akan langsung beroperasi setelah mendapatkan mitra strategis. Fasilitas ini masih membutuhkan investasi lantaran membutuhkan teknologi tambahan agar dapat beroperasi secara efisien. 

Teknologi tambahan yang dimaksud adalah Blast Oxygen Furnace (BOF). Penambahan teknologi BOF akan memisahkan material yang tidak diperlukan saat bijih baja menjadi baja cair dengan menyuntikkan oksigen murni ke BF.  

Sejauh ini, emiten industri baja berkode KRAS ini telah memiliki fasilitas produksi oksigen dengan tingkat kemurnian 99,8%.  Pada akhir 2021, Silmy mengatakan, Krakatau Steel sedang mempelajari implementasi penggunaan hidrogen dalam proses produksi KRAS. Oleh karena itu, implementasi strategi ini tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat.

"Ini tidak bisa 1-2 tahun. Implementasinya di 5 tahun ke depan untuk proses (produksi baja menggunakan) hidrogen," kata Silmy.

Seperti diketahui, KRAS mulai mengoperasikan fasilitas blast furnace pada awal September 2019. Pengoperasian fasilitas blast furnace diyakini mampu membuat keuangan Krakatau Steel yang selama ini terus mengalami kerugian, bakal lebih sehat.

Krakatau Steel mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$2,16 miliar dan laba bersih sebesar US$62,3 juta pada 2021. Laba bersih ini merupakan peningkatan 165% dari 2020.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...