Harga Cabai Melonjak, Mendag Zulhas: Wajar dong Petani Dapat Bonus
Gagal Panen
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI), Tunov Mondro Atmodjo, mengatakan petani mengalami gagal panen karena penyakit antraknosa. Akibatnya produksi cabai turun 60 % dalam dua bulan terakhir.
Tunov menganalogikan setiap panen sebanyak dua karung cabai, setidaknya 1,5 karung rusak terkena hama. Selain itu, tingkat keterjangkitan hama antraknosa sangat cepat, sehingga kegagalan panen cabai hampir terjadi di penjuru negeri.
Artinya, kenaikan harga cabai saat ini disebabkan oleh minimnya pasokan cabai di pasar-pasar tradisional karena gagal panen. Turnov mengatakan sebagian daerah pun menjual cabai dengan harga lebih tinggi dari DKI Jakarta.
"Apakah itu hal yang normal? Normal. Kalau cabai seperti itu (biasanya mekanisme pasar yang terjadi)," kata Turnov.
Bendahara Umum Puskopas DKI Jakarta Wahyuni mengatakan rata-rata harga pangan di Ibu Kota telah naik 20% selama 30 hari terakhir. Adapun, peningkatan terbesar terjadi pada cabai yang naik hingga Rp 120.000 per kilogram (Kg) dibanding 30 hari yang lalu senilai Rp 70.000 per Kg.
"Harapan kami, Menteri Perdagangan dalam 2 minggu menstabilkan dari beberapa komoditas dulu. Kalau sekaligus, dalam 2 minggu (bisa stabil), tidak mungkin," kata Wahyuni kepada Katadata.co.id, Rabu (22/6).
Wahyuni berharap cabai merupakan salah satu komoditas yang dapat dikendalikan pemerintah dalam waktu dekat. Menurutnya, cabai telah menjadi komoditas utama dalam setiap rumah tangga.
Berikut 10 provinsi dengan harga merah tertinggi: