Ekspor Batu Bara RI ke Eropa 2022 Meroket 1.373% Dipicu Krisis Energi

Muhamad Fajar Riyandanu
19 Januari 2023, 14:45
ekspor batu bara, harga batu bara, uni eropa
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/11/2022).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor batu bara Indonesia ke negara-negara anggota Uni Eropa (UE) sepanjang 2022 mencapai 5,8 juta ton atau meroket 1.373% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 397 ribu ton.

Lonjakan ini seiring adanya permintaan batu bara dari sejumlah negara UE pada 2022, yang setahun sebelumnya tidak ada permintaan, seperti Italia, Polandia, Belanda, Kroasia, Jerman, Latvia, Yunani, dan Prancis. Permintaan dari beberapa negara tersebut bahkan langsung di atas 1 juta ton dari sebelumnya nihil.

Kenaikan volume ekspor itu berimplikasi pada melonjaknya nilai ekspor batu bara Indonesia ke Uni Eropa yang mencapai 4.114%, dari hanya US$ 25 juta pada 2021 menjadi US$ 1,06 miliar atau sekitar Rp 16,02 triliun pada 2022. Hal ini juga didorong oleh lonjakan harga batu bara.

Adapun ekspor batu bara terbesar Indonesia Uni Eropa yaitu ke Polandia yang mencapai 2,38 juta ton senilai US$ 338,15 juta. Sebelumnya pada 2021 tidak ada permintaan batu bara dari Polandia.

Di urutan kedua ada Italia dengan 1,52 juta ton senilai US$ 418,14 juta. Sama seperti Polandia, Italia tidak mengimpor batu bara dari Indonesia pada 2021. Setelah Italia ada Belanda dengan volume pengiriman 1,03 juta ton dengan nilai US$ 167 juta.

Selain tiga negara di atas, Spanyol dan Kroasia juga menjadi konsumen batu bara RI dengan volume masing-masing sebesar 245 ribu ton dan 208 ribu ton. Adapun total nilai transaksi dari dua negara tersebut mencapai US$ 69,3 juta.

Slovenia juga tercatat sebagai pembeli batu bara RI dengan total volume pengiriman 285 ribu ton dalam kurun periode Januari-Desember 2022. Meski begitu, ekspor dari negara pecahan Yugoslavia itu turun sekira 10,6% dari ekspor tahun sebelumnya sejumlah 319 ribu ton.

Kemudian ada negara-negara lainnya seperti Jerman dan Latvia yang sama-sama membeli 60,5 ribu ton batu bara RI. Ekspor Jerman sejalan dengan keputusan negara tersebut memperpanjang operasi komersial dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara hingga Maret 2024.

Pengiriman emas hitam ke Negeri Bavaria dalam periode Januari hingga Desember 2022 itu menorehkan nilai ekspor sebesar US$ 5,20 juta atau sekira Rp 78,34 miliar. Sementara itu, Yunani mengekspor 44 ribu ton batu bara dengan nilai US$ 8,36 juta dan Prancis sejumlah 1 ton dengan nilai penjualan US$ 2.

Dampak Krisis Energi dan Perang Rusia-Ukraina

BPS menyebut adanya permintaan batu bara dari negara-negara UE yang sebelumnya tidak melakukan pembelian dari Indonesia merupakan dampak dari krisis energi dan gangguan rantai pasok global yang disebabkan oleh perang Rusia dan Ukraina yang dimulai pada akhir Februari 2022 dan masih berlangsung hingga kini.

Negara-negara barat, termasuk UE, menjatuhkan sejumlah sanksi kepada Rusia atas aksi militernya di Ukraina. Sanksi tersebut kemudian dibalas Rusia dengan menghentikan ekspor batu bara ke Eropa ada awal Agustus 2022, serta memangkas aliran gas melalui jalur pipa Nord Stream 1.

"Beberapa negara Eropa kemudian merelaksasi regulasi green energy dan membuka impor batu bara," jelas BPS. Batu bara juga bertindak sebagai sumber energi pengganti pasokan gas yang diputus oleh Rusia.

Krisis energi dan gangguan pasokan energi akibat perang Rusia-Ukraina berdampak pada naiknya harga batu bara hingga ke level tertingginya sepanjang masa di level US$ 457,8 per ton pada awal September 2022. sedangkan harga batu bara acuan Indonesia mencapai US$ 330,97 per ton pada Oktober.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...