Berkat Investasi, Pertumbuhan Ekonomi RI Masuk Tiga Terbaik di G20

Nadya Zahira
16 Februari 2023, 18:06
Foto udara suasana pelabuhan yang berada disekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/1/2023). Pemerintah berharap KEK di Indonesia dapat meningkatkan realisasi investasi pada 2023 sebesar Rp61,9 triliun dan dapat
ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/YU
Foto udara suasana pelabuhan yang berada disekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/1/2023). Pemerintah berharap KEK di Indonesia dapat meningkatkan realisasi investasi pada 2023 sebesar Rp61,9 triliun dan dapat menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 78.774 orang, yang merupakan bagian dari pelaksanaan komitmen investasi Rp214 triliun.

Prospek 2023

Namun demikian, dia mengatakan, tantangan tahun ini sangat berat akibat adanya potensi resesi dn juga tahun politik. Dia memperkirakan ada sebagian investor yang mengambil sikap "wait and see".

"Maka saya minta kita di 2023 tidak main-main. Saya tidak bisa bayangkan kalau ekonomi global yang sudah kita dapat datanya, potensi resesi tidak bisa kita hindari. Cuma dalam resesinya masih kita hitung, dan sampai itu berdampak ke wait and see di tahun politik," kata dia.

Namun demikian, Bahlil menegaskan bahwa Indonesia akan konsisten untuk melarang ekspor bahan mentah nikel dan bahan pertambangan lainnya yang sudah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu terdapat sejumlah komoditas di luar tambang lainnya yang juga akan diimplementasikan program hilirisasi.

“Tahun ini bauksit dan tembaga kita akan selesaikan secara seksama. Tembaga mungkin bulannya harus kita bicarakan, kalau bauksit bulannya sudah kita putuskan," ujarnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) volume ekspor nikel Indonesia ke Tiongkok mencapai 581,66 juta ton sepanjang periode Januari-November 2022. Angka tersebut melonjak 1.077,06% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Demikian pula dengan nilai ekspor nikel nasional ke Negeri Tirai Bambu mencapai US$3,87 miliar atau setara Rp60,1 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS) sepanjang periode Januari-November 2022. Nilai tersebut melonjak 2.109,85% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...