Industri Makanan dan Minuman Indonesia Masih Impor 65% Bahan Baku

Nadya Zahira
2 Maret 2023, 08:33
Pekerja menyiapkan gula pasir untuk disalurkan ke operasi pasar dan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Jumat (3/4/2020).
ANTARA FOTO/Fauzan/pras.
Pekerja menyiapkan gula pasir untuk disalurkan ke operasi pasar dan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Jumat (3/4/2020).

Impor Gula 500 Ribu Ton 

Sebelumnya, Indonesia telah melakukan impor gula sebanyak 500 ribu ton pada awal tahun ini. Impor tersebut dilakukan setelah industri mamin kekurangan stok gula salah satunya gula kristal rafinasi atau GKR. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia atau GAPMMI, Adhi S. Lukman, mengatakan bahwa kekurangan pasokan GKR ini di luar perkiraan. Pemerintah sebenarnya sudah memberikan kuota pasokan gula rafinasi lebih besar dari tahun lalu. 

Namun demikian, permintaan domestik untuk produk mamin melonjak hingga 16% sejak Covid-19 mereda. Selain itu, permintaan ekspor produk makanan dan minuman juga melonjak hingga 22%. Hal ini menyebabkan kebutuhan gula meningkat.

"Mungkin karena ini juga bisa terjadi kekurangan atau penyebab lainnya, saya belum bisa pastikan," ujar Adhi kepada Katadata.co.id, pada Rabu (7/12).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indonesia telah mengimpor 5,53 juta ton gula pada 2020. Dari jumlah tersebut, impor gula paling banyak berasal dari Thailand, yakni 2,02 juta ton atau 36,59% dari total volume impor gula tahun lalu.

Konsumsi gula pasir penduduk Indonesia per kapita per minggu mengalami peningkatan sepanjang 2021. Badan pusat statistik mencatat konsumsinya mencapai 1,123 kg per kapita per minggu.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...