Dolar Hampir Tembus Rp16.000, Biaya Produksi Industri Manufaktur Naik

Andi M. Arief
23 Oktober 2023, 17:44
manufaktur, industri manfaktur, daya saing, rupiah, rupiah melemah
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.
Ilustrasi. Pelemahan rupiah berpotensi menganggu daya saing industri.

Namun demikian, iamenilai selisih kurs tersebut dapat diatasi oleh industri baja dalam jangka panjang. "Artinya, selisih harga Dolar Amerika Serikat ke Rupiah bisa diselesaikan," ujarnya.

Menurut Purwono, dampak pelemahan perekonomian Cina lebih terasa bagi industri besi dan baja. Cina memasok 50% dari kebutuhan besi dan baja dunia. Pelemahan ekonomi di Negeri Panda membuat serapan domestik besi dan baja menjadi berkurang. Kondisi ini membuat besi dan baja yang seharusnya digunakan di Negeri Tirai Bambu dipasarkan ke negara tetangganya.

"Kalau besi dan baja produksi Cina ke luar, biasanya mengganggu pasar besi dan baja negara tetangganya, terutama negara-negara anggota ASEAN," kata Purwono.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier juga menilai pelemahan rupiah akan berdampak pada kondisi ekonomi riil nasional. Namun, ia meyakini Bank Indonesia telah memiliki instrumen untuk menjaga stabilitas ekonomi riil di dalam negeri.

Oleh karena itu, Taufiek tetap mengarahkan industri di dalam negeri untuk menggenjot produksi. Menurutnya, konsumen lokal masih dapat menyerap hasil produksi pabrikan walau daya beli pasar ekspor sedang melemah, khususnya bagi industri besi dan baja.

Ia pun optimistis PDB industri baja dapat kembali tumbuh dua digit pada akhir tahun ini. Menurutnya, PDB industri baja telah tumbuh 11,49% pada tahun lalu. "Pertumbuhan dari sektor industri ini penyumbang terbesar pajak. Tentu ini harus kita jaga bersama-sama," ujarnya.


Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...