Bapanas: Jumlah Daerah Rawan Pangan Turun Berkat Bantuan Pemerintah

Andi M. Arief
2 Januari 2024, 17:16
pangan, kerentanan pangan, bapanas, rentan pangan
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.
Warga membawa beras Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah dan bantuan sembako dari Presiden di Gudang Bulog Sukamaju milik Perum Bulog Divisi Regional Sumsel dan Babel di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (26/10/2023). Presiden meninjau persediaan beras dan proses penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat.

Cadangan Beras Aman

Arief mencatat, bantuan pangan yang disalurkan Bapanas adalah sebanyak 10 kilogram kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat atau KPM. Dengan demikian, ada tambahan sekitar 700.000 KPM atau 8% dibandingkan KPM tahun lalu pada bantuan pangan selama kuartal pertama tahun ini.

Adapun Bulog akan menyalurkan beras bantuan pangan sejumlah 660.000 ton pada Januari-Maret 2023. Arief menilai program tersebut akan membantu konsumsi masyarakat berpendapatan rendah lantaran konsumsi beras per kapita mencapai 6,6 kg per bulan.

Bapanas sebelumnya memprediksi neraca beras nasional akan defisit pada Januari-Februari 2024 atau menuju Pemilu 2024. Namun pemerintah optimistis stok beras di dalam negeri terjaga.

Arief memaparkan, neraca beras nasional diramalkan defisit 2,83 juta ton pada dua bulan pertama 2024. Bolume produksi pada Januari-Februari 2024 diproyeksi mencapai 2,25 juta ton, sedangkan volume konsumsi mencapai 5,08 juta ton.

Walau demikian, ia mencatat Bulog telah berhasil mendapatkan kontrak beras impor sejumlah 540.000 ton pada bulan ini. Selain itu, Bulog telah mendapatkan penugasan lisan untuk mengimpor beras hingga 2 juta ton sepanjang 2024.

"Kami lihat kondisinya seperti ini dan kami sudah sampaikan tahun lalu. Tugas saya dan Direktur Utama Bulog adalah agar stok beras nasional tidak kurang, tapi stok Bulog harus ada 1 juta ton," kata Arief dalam diskusi “Indonesia Menuju Kedaulatan Pangan”, Kamis (21/12).

Berdasarkan paparan Arief, stok akhir beras nasional tahun ini adalah sekitar 270.000 ton. Angka tersebut susut 80,3% dari stok akhir 2022 sejumlah 1,32 juta ton.

Arief mengatakan, Bulog kini  dalam proses penawaran dengan negara asal impor beras untuk mendapatkan harga terbaik. Menurutnya, proses penawaran tersebut telah dibantu oleh Presiden Joko Widodo dalam beberapa kunjungan kenegaraan.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...