Lolos dari Krisis, Menperin Targetkan Industri Pengolahan Naik di 2024
Dengan performa tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi bagi perekonomian sebesar 0,85% yoy pada kuartal IV 2023. Kemudin mencatat pertumbuhan kumulatif 0,95% dan industri pengolahan tumbuh 4,64%.
Padahal, menurut Agus, perekonomian dunia masih dibayangi oleh perdagangan global yang mengalami kontraksi, akibat penurunan nilai perdagangan barang. Namun, industri pengolahan masih tumbuh stabil, didukung oleh permintaan domestik dan global.
Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan di beberapa subsektor industri pengolahan seperti industri logam dasar, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik, industri alat angkutan, industri pengolahan tembakau, serta industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman.
Peningkatan ini didorong permintaan luar negeri, industri logam dasar tumbuh 14,17%. Sedangkan industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik mengalami pertumbuhan 13,67% berkat peningkatan produksi industri barang logam bukan mesin dan peralatan.
Agus mengatakan, industri alat angkutan juga tumbuh 7,63% dengan meningkatnya permintaan domestik atas produk sepeda motor. Kemudian industri pengolahan tembakau tumbuh 4,80%, didukung oleh peningkatan permintaan luar negeri.
Sementara itu, pertumbuhan industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman yang mencapai 4,52% dipengaruhi oleh kenaikan permintaan percetakan menjelang pemilu 2024.
”Kemudian dari sisi peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN), belanja modal pemerintah APBN dan APBD menunjukkan pertumbuhan positif dan menguat dibanding periode sebelumnya. Secara kumulatif naik sebesar 26,31%,"ujar Agus.