Ekonomi AS Melambat, The Fed Pertahankan Suku Bunga
(Baca: Fitch Pertahankan Rating Utang RI, Gubernur BI: Ekonomi Berdaya Tahan)
The Fed Mewaspadai Risiko Global
The Fed juga mencermati risiko global, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi di Eropa dan Tiongkok serta dampak negatif keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa. Faktor-faktor tersebut membuat pasar keuangan global bergejolak pada akhir tahun lalu.
Pasar saham AS pada Desember 2018 anjlok 9%. Ini merupakan penurunan terdalam sejak resesi 1929-1939. Presiden Donald Trump meminta bank sentral berhenti menaikkan suku bunga acuan. Para investor juga merespons negatif proyeksi kenaikan suku bunga acuan AS yang diumumkan akhir tahun lalu.
Harga saham kembali naik setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuannya pada Januari 2019. The Fed akan bersabar dan melihat perkembangan ekonomi global sebelum menaikkan suku bunga acuannya. Keputusan kemarin menandai perubahan kebijakan bank sentral terhadap prospek kenaikan suku bunga.
Sebelas dari 17 anggota Dewan Gubernur The Fed memproyeksikan tidak ada kenaikan suku bunga pada tahun ini. Empat anggota memprediksi satu kenaikan suku bunga acuan. Dua anggota memproyeksikan kenaikan bunga acuan sebanyak dua kali. Dewan Gubernur bank sentral memprediksi, suku bunga acuan naik satu kali ke level 2,6% pada akhir 2020 dan level tersebut dipertahankan hingga 2021.
(Baca: Manulife Aset Manajemen Nilai Tekanan di Pasar Modal Telah Reda)