Protes Kematian George Floyd dan Ketimpangan Ekonomi Rasial di AS

Image title
11 Juni 2020, 16:03
Hannah McKay Pendemo membawa papan dan bereaksi di Whitehall ditengah protes Black Lives Matter setelah insiden tewasnya George Floyd saat ditahan polisi Minneapolis, di London, Inggris, Minggu (7/6/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah McKay/WSJ//dj
Hannah McKay Pendemo membawa papan dan bereaksi di Whitehall ditengah protes Black Lives Matter setelah insiden tewasnya George Floyd saat ditahan polisi Minneapolis, di London, Inggris, Minggu (7/6/2020).

Di tengah pandemi covid-19, menurut Inequality, ketimpangan berwujud jumlah kematian yang lebih banyak pada warga kulit hitam daripada warga kulit putih. Dari setiap 100 ribu warga AS, 55 warga kulit hitam meninggal dunia akibat corona. Angka tersebut dua kali lipat ketimbang jumlah warga kulit putih yang meninggal.

Menurut APM Research Lab, tingginya kematian warga kulit hitam karena mayoritas dari mereka bekerja di sektor informal dan memiliki pekerjaan kasar yang lebih riskan terinfeksi virus corona. Berbeda dengan warga kulit putih yang memiliki pekerjaan lebih baik dan minim risiko covid-19.

Pew Research Center mencatat tingkat warga kulit hitam yang kehilangan pekerjaan selama pandemi juga lebih banyak ketimbang kulit putih. Persentasenya 44% dari seluruh rumah tangga warga kulit hitam di AS kehilangan penghasilan, sementara kulit putih sebanyak 38%. Namun, tingkat pengangguran paling tinggi adalah warga Latin yang mencapai 66% dari total rumah tangganya.

(Baca: Orang Terkaya di Dunia Dikritik Konsumen Soal Kematian George Floyd)

Data Institute for Policy Studies menunjukkan ketimpangan ekonomi rasial yang lebih dalam. Dalam tiga dekade terakhir, kesenjangan kesejahteraan rumah tangga kulit putih dan kulit hitam nyaris tak berubah. Pada 1983, median kesejahteraan rumah tangga kulit putih sebesar US$ 110.160, sementara kulit hitam sebesar US$ 7.323. Pada 2016, median kesejahteraan rumah tangga kulit putih meningkat menjadi US$ 145.984, sementara kulit hitam justru menurun menjadi US$ 3.557.     

Jumlah warga kulit berwarna di AS yang menduduki posisi atas dalam piramida ekonomi juga sangat sedikit. Hal ini terlihat dari daftar CEO Fortune 500 pada 2018. Hanya ada 4 orang kulit hitam dan 10 orang Latin dari total 500 CEO di AS dengan penghasilan rata-rata US$ 14,5 juta.

Departemen Ketengakerjaan AS pada kuartal IV 2019 merilis data penghasilan pekerja berdasar ras. Hasilnya, median penghasilan warga kulit putih lebih tinggi 28% daripada kulit hitam dan lebih dari 35% ketimbang warga Latin.

“Kita tidak bisa menjadi negara terkaya dan tersejahtera di dunia selama masih terjadi ketidaksetaraan besar yang mencolok berdasarkan ras,” kata Monica Lewis-Patrick, presiden komunitas We the People of Detroit kepada AFP, Selasa (9/6).  

(Baca: Kematian George Floyd & Data Pembunuhan Kulit Hitam oleh Polisi di AS)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...