Keuntungan Politik Tiongkok dari Distribusi Vaksin Covid-19

Yuliawati
Oleh Yuliawati
11 Desember 2020, 15:36
Tiongkok, vaksin covid-19, kepentingan politik
ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr/wpa/hp.
Petugas memindahkan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020).

"Hal ini dapat membuat Tiongkok menang sebagai penguasa teknologi nomor satu di dunia, niat baik dari sekutu serta potensi sekutu baru, dan klaim yang sah atas kepemimpinan global,” ujar seorang periset medis Justin Stebbing, dikutip dari The Guardian.

Kepentingan Ekonomi dari Vaksin


Hingga pertengahan November, perusahaan vaksin asal Tiongkok yakni Sinovac dan Sinopharm telah melakukan pre-order kurang lebih 500 juta dosis vaksin. Vaksin tersebut dijual ke negara-negara yang sudah berpartisipasi dalam ujicoba, di antaranya adalah Brazil, Moroko, dan Indonesia.

Tiongkok terus memproduksi vaksin corona yang ditargetkan menghasilkan 1 miliar dosis tahun depan. Saat ini Sinovac masih menjalani proses uji coba fase ketiga.

Menurut perusahaan pialang asal Hongkong Essence Securities, jika Tiongkok berhasil mendapatkan 15% pasar bagi negara menengah ke bawah, negara tersebut berpeluang mendapat keuntungan bersih sekitar US$ 2,8 milyar dari penjualan vaksin.

Selain keuntungan penjualan, Tiongkok juga akan meminjamkan dana sebesar US$ 1 miliar ke negara-negara di Amerika Latin dan Karibia. Peminjaman ini dapat digunakan negara-negara tersebut untuk pembelian vaksin buatan Tiongkok sendiri.

Kirk Lancaster dari CFR menyebut langkah ini akan membuka peluang-peluang bisnis baru bagi perusahaan asal Tiongkok di negara-negara yang mendapatkan bantuan.

Namun, berbeda dengan vaksin buatan perusahaan farmasi dunia seperti Moderna, AstraZeneca, dan Pfizer, perusahaan vaksin Tiongkok tak memberikan informasi mengenai tingkat efikasi dan efisiensinya.

Pemerintah Tiongkok yang menganut sistem komunis membuat mereka ‘alergi’ dengan pengawasan publik. “Kurangnya transparansi dalam sistem Tiongkok menyebabkan ribuan orang (di dalam negaranya) sudah menggunakan vaksin tanpa melihat data ujicoba yang relevan terlebih dahulu,” ujar Natasha Kassam, seorang analis kebijakan Tiongkok dari Lowy Institute, dikutip dari Straits Times.

Kekurangan data ini membuat pembeli perlu berhati-hati dan waspada. Apalagi, kata dia, perusahaan Tiongkok memiliki reputasi yang kurang baik lantaran menjual produk berkualitas buruk ke beberapa negara Eropa dan Asia pada masa awal pandemi.

 Penyumbang Bahan: Ivan Jonathan

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...