Sanksi Keluarkan Bank dari SWIFT Bisa Hancurkan Ekonomi Rusia?

Desy Setyowati
27 Februari 2022, 12:04
Presiden Rusia Vladimir Putin, vladimir putin, rusia, ukraina, amerika, eropa
ANTARA FOTO/REUTERS/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin /RWA/dj
Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin rapat dengan anggota Dewan Keamanan melalui tautan video di Moskow, Rusia, Jumat (25/2/2022).

"Ini adalah akhir dari bagian penting ekonomi," kata Aleksashenko. "Setengah pasar konsumen akan hilang. Barang-barang ini bakal hilang jika pembayaran tidak dapat dilakukan."

Akan tetapi, dampaknya bisa kecil, jika sanksi AS dan Eropa menyasar bank yang sudah terkena sanksi. Selain itu, apabila bank sentral Rusia diberi waktu untuk mengirim aset di tempat lain.

“Masalah yang sama sekali berbeda,” kata mantan bankir senior Rusia yang enggan disebutkan namanya.

Sebagian besar transaksi valuta asing harian sekitar US$ 46 miliar oleh lembaga keuangan Rusia. Sanksi dari AS dan Eropa menargetkan hampir 80% dari semua aset perbankan di negara itu.

Sebagai alternatif untuk SWIFT, Rusia telah mendirikan jaringan sendiri yakni System for Transfer of Financial Messages (SPFS). “Ini mengirim sekitar dua juta pesan pada 2020, atau sekitar seperlima dari lalu lintas internal Rusia,” kata bank sentral.

Bank sentral berencana meningkatkan porsi SPFS terhadap keseluruhan transaksi menjadi 30% pada 2023.

Namun SPFS, yang membatasi ukuran pesan dan hanya beroperasi pada hari kerja, mengalami kesulitan untuk menambahkan anggota asing.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...