Rusia Masukkan Gerakan LGBT ke Daftar Organisasi Ekstremis dan Teroris

Happy Fajrian
24 Maret 2024, 16:40
rusia, lgbt, ekstremis, teroris, vladimir putin
Xinhua
Salah satu sudut Kota Moskow, Rusia.

Langkah ini merupakan bagian dari pola peningkatan pembatasan di Rusia terhadap ekspresi orientasi seksual dan identitas gender, termasuk undang-undang yang melarang promosi hubungan seksual “non-tradisional” dan melarang perubahan gender secara hukum atau medis.

Presiden Vladimir Putin telah lama berupaya untuk mempromosikan citra Rusia sebagai penjaga nilai-nilai moral tradisional. Hal ini berbeda dengan Barat yang dekaden, yang membiarkan nilai-nilai moral tradisional tergerus dengan dalih kebebasan berekspresi.

“Negara-negara Barat memperbolehkan adopsi tren-tren yang menurut saya agak aneh, ketinggalan jaman seperti lusinan gender, dan parade gay. Namun (mereka) tidak mempunyai hak untuk memaksakannya pada negara-negara lain,” kata Putin dalam pidatonya tahun lalu.

Juru bicara Putin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan sebelum keputusan pengadilan diumumkan bahwa Kremlin “tidak mengikuti” kasus tersebut dan tidak memberikan komentar mengenai hal tersebut.

Aktivis LGBT menganggap keputusan tersebut tidak dapat dihindari setelah permintaan Kementerian Kehakiman pada 17 November.

“Ini sangat mengkhawatirkan, dan saya tidak ingat ancamannya begitu serius dan nyata,” kata Alexei Sergeyev, seorang aktivis LGBT di St Petersburg, kepada Reuters TV.

Lebih dari 100 kelompok telah dilarang di Rusia karena dianggap “ekstremis”. Dalam daftar sebelumnya, terdapat gerakan keagamaan Jehovah Witness (saksi Yehuwa) dan organisasi yang terkait dengan politisi oposisi Alexei Navalny, telah menjadi awal penangkapan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...