Ramai Penggalangan Donasi Corona, Ini Tip Agar Tak Salah Sasaran

Image title
23 Maret 2020, 23:18
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kanan) menerima secara simbolik bantuan dari Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Adaro menyalurkan bantuan sebesar Rp20 miliar
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Kepala BNPB Doni Monardo (kanan) menerima secara simbolik bantuan dari Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Adaro menyalurkan bantuan Rp20 miliar dalam program ÒAdaro Berjuang untuk IndonesiaÓ kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease (COVID-19) melalui penyediaan mobil khusus bagi para pasien Covid-19.

Memikirkan Donasi Untuk yang Dekat

Stacy mengatakan, pandemi Corona telah menciptakan permasalahan yang kompleks. Bukan sekadar membuat orang jatuh sakit dan membutuhkan perawatan bahkan meninggal dunia. Melainkan juga sikap masyarakat untuk tinggal di rumah guna menghindari penyebaran Corona telah membuat kondisi ekonomi memburuk. Banyak orang tak bisa berangkat kerja dan tak mendapatkan penghasilan. Sangat mungkin mereka tinggal di sekitar kita.

Maka, Stacy menyarankan agar orang-orang memikirkan komunitas terdekat dalam memberi donasi. Tetangga, kawan, keluarga, dan kerabat lebih baik didahulukan. Karena menurutnya seseorang sudah pasti mengetahui kebutuhan orang-orang di sekitarnya atau setidaknya tidak kesulitan menanyakan kebutuhannya. 

Hal ini, kata Stacy, akan membuat bantuan tersebut terasa nyata ketimbang melakukan donasi melalui saluran online atau lembaga amal yang memakan waktu dalam penyalurannya. Sedangkan, menurutnya, dalam menghadapi pandemi Corona bantuan yang cepat dan nyata sangat dibutuhkan.

Lebih Waspada Memilih Penyalur Donasi

Tip kedua dari Stacy adalah agar waspada dalam memilih penyalur bantuan, terutama bila dilakukan melalui situs penggalangan donasi online terbuka. Menurutnya, dalam kondisi seperti ini akan banyak sekali pihak yang membuka penggalangan dana. Di antara mereka mungkin saja terdapat yang abal-abal. Jangan sampai bantuan tak sampai ke tangan yang membutuhkan karena salah memilih lembaga penyalur donasi, katanya.

Hal yang bisa dilakukan, kata Stacy, adalah memverifikasi latar belakang lembaga atau personal penyalur donasi. Jika lembaga atau personal mempublikasikan penggalangan dananya di situs penggalangan dana daring terbuka, maka baca dengan cermat profilnya dan periksa status keabsahannya di tempat lain seperti di mesin pencari. Apabila hasil di mesin pencari tak menunjukkan keabsahan lembaga atau personal penggalang dana tersebut, seperti tak memiliki situs resmi atau bukan tokoh publik bagi personal, maka jangan lakukan donasi.

(Baca: Resesi Ekonomi yang Lazim Mengiringi Pandemi Besar di Dunia)

Selain itu, kata Stacy, jangan mudah terpancing dengan ajakan donasi berskala kecil. Seperti gerakan menyumbang US$ 10 atau 15. Menurutnya, jika seseorang memiliki uang sebesar itu di kantongnya, lebih baik langsung mendonasikannya ke orang terdekatnya yang membutuhkan. Maka, bantuan tersebut akan langsung bermanfaat.

Meskipun begitu, Stacy menyatakan jangan ragu berdonasi untuk bersolidaritas melawan pandemi Corona. Yang dibutuhkan hanyalah lebih bijak dalam berdonasi agar tak salah alamat.

Pendapat Stacy senada dengan Kontributor Senior Forbes, Kelly Philips ERB dalam artikelnya di Forbes yang menyarankan para calon donatur selalu memeriksa keabsahan lembaga atau personal penggalang dana.  Ia menyarankan membuka situs Charity Navigator yang menurutnya telah memiliki topik khusus terkait donasi pandemi Corona.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...