Dilema Isolasi Virus Corona dan Tekanan Cicilan Utang

Muchamad Nafi
19 Maret 2020, 07:55
Dilema Isolasi Virus Corona dan Tekanan Cicilan Utang
ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.
Pengunjung menaiki lift yang telah dipasangi garis batas setiap pengguna di Tunjungan Plaza, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (18/3/2020). Pembatasan tersebut dilakukan guna mengantisipasi penyebaran Virus Corona (COVID-19).

Persoalan cicilan menjadi bahan olok-olok di media sosial saat virus corona merebak. Ada bertaburan foto maupun meme menyinggung realitas sosial tersebut. Misalnya, foto bertuliskan, “Corona berhasil menunda semua acara, jadwal seminar, meeting, kebaktian, bahkan semua liga bola. Tetapi corona tidak berhasil menunda tagihan cicilan KPR, mobil, kartu kredit. Semua tetap ngejar pak bu” yang ditutup dengan emoticon tertawa.

Warga Jakarta lainnya, Epi (30), meminta semua kewajiban cicilan ditunda. Pemerintah harus memberikan pengertian pada pihak perbankan maupun lembaga keuangan untuk menghentikan sementara penagihan.

(Baca: Sri Mulyani Siapkan Stimulus Jilid III untuk Redam Penyebaran Corona)

Dengan setengah kesal, Epi berkata baru saja dihubungi provider seluler padahal ia rutin membayar tepat waktu setiap bulan. “Takut gue enggak bayar kali. Padahal kondisi lagi kaya gini (prihatin),” ujarnya.

Indonesia mungkin bisa mencontoh Mongolia yang memutuskan penundaan pembayaran pinjaman selama tiga bulan. Langkah itu diambil setelah pemerintah negara yang berbatasan langsung dengan Tiongkok itu melakukan karantina ketat pada warganya sejak akhir Januari.

Sejak 27 Januari Pemerintah Mongolia menutup perbatasan dengan Cina. Pada hari yang sama pula, sekolah-sekolah diliburkan. Seluruh festival maupun seminar dibatalkan. Pada 19 Februari dilakukan pemblokiran kendaraan, kecuali bus, di jalan raya agar masyarakat melakukan isolasi. Lalu-lintas bus pun dibatasi.

Di Indonesia, kemarin terdapat 55 tambahan kasus baru Covid-19 sehingga total pasien yang terinfeksi virus corona 227. Dari jumlah itu, 19 orang meninggal. Angka tersebut menempatkan Indonesia menjadi peringkat ketiga setelah Iran dan Spanyol untuk kasus kematian baru (berdasarkan data Worldometers).

Sejumlah ahli memperkirakan kasus Covid-19 akan semakin bertambah. Perhatikan grafik pada Databoks berikut ini: 

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, kemarin mengakui dalam beberapa hari terakhir terjadi akselerasi jumlah positif virus. Pemerintah telah menyiapkan 132 rumah sakit rujukan daerah untuk penanganan Covid-19.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...