Menko Ekonomi Sebut Penerapan B30 Bisa Hemat Devisa US$ 8 Miliar
Jokowi memang berusaha mengurangi defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan. Sebab, neraca perdagangan Indonesia terus mengalami defisit sejak tahun lalu.
Bahkan pada 2018, Indonesia tercatat mengalami defisit terdalam sepanjang sejarah. Badan Pusat Statistik menyatakan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit US$ 8,7 miliar atau setara Rp 121,7 triliun dengan kurs rupiah Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat pada 2018. Defisit tersebut akibat nilai ekspor barang Indonesia pada tahun tersebut hanya US$ 180,01 miliar sedangkan impor mencapai US$ 188,7 miliar.
Defisit neraca perdagangan pun berlanjut pada tahun ini. Neraca perdagangan kembali defisit US$ 1,95 miliar atau sekitar Rp 27,23 triliun pada periode Januari-September 2019. Nilainya turun hampir separuh dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,82 miliar.
Biarpun begitu, neraca perdagangan sepanjang Januari-Oktober tetap defisit sebesar US$ 1,79 miliar. Sedangkan Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan pada kuartal ketiga 2019 mencapai US$ 7,7 miliar atau 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
(Baca: Jokowi Tak Tinggal Diam Terhadap Diskriminasi Sawit oleh Uni Eropa)