Wali Kota Risma Pastikan Kebijakannya Berdasarkan Data dan Riset

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
2 Agustus 2019, 10:56
Tri Rismaharini selaku Walikota Surabaya dalam acara Knowledge sector Intiative Katadata forum dengan tema \"Mencari model Pengelolaan Dana dan Pengorganisasian Riset untuk Indonesia\" di The Energy Building, Jakarta Pusat (31/7).
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Tri Rismaharini selaku Walikota Surabaya dalam acara Knowledge sector Intiative Katadata forum dengan tema \"Mencari model Pengelolaan Dana dan Pengorganisasian Riset untuk Indonesia\" di The Energy Building, Jakarta Pusat (31/7).

Bahkan untuk mengatasi masalah sampah, pemerintahannya berhasil melakukan program bank sampah dengan perputaran uang sebesar Rp 145 juta per bulan dan mengurangi sampah organik 7,14 ton per minggu. Dari limbah sampah itu juga berhasil dibangun pembangkit listrik tenaga sampah di tiga tempat, yaitu di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo yang menghasilkan listrik 2 megawatt, Rumah Kompos Bratang dengan kapasitas listrik 2 kilowatt, dan di Kebun Bibit Wonorejo dengan kapasitas 4 kilowatt.

“Dengan begitu, masalah sampahnya teratasi dan malah bisa menghasilkan listrik,” kata Risma. “Semua yang saya lakukan selalu berdasarkan riset, minimal kajian sederhanalah.”

Meskipun demikian, menurut Risma, Pemerintah Kota Surabaya sebenarnya tidak menyediakan dana khusus dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk membiayai penelitian. Dana yang digunakan adalah dana operasional dalam APBD yang dialokasikan untuk dinas-dinas pemerintah kota. 

“APBD Pemerintah Kota Surabaya itu kecil sekali dibandingkan dengan APBD Pemerintah DKI Jakarta. APBD Tahun Anggaran 2019 hanya Rp 9,5 triliun, sementara Jakarta Rp 89,08 triliun,” kata Risma

Dengan dana sebesar Rp 9,5 triliun itu, menurut Risma, Surabaya kini memiliki jalan baru sepanjang 250 kilometer, 2.500 perpustakaan baru, 110 sekolah baru, serta 70 taman dan 70 lapangan olahraga baru setiap tahun.

Kepala Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto mengungkapkan, tidak banyak pemimpin daerah yang terbuka terhadap hasil-hasil penelitian atau kajian ilmiah. Kota Surabaya beruntung karena memiliki Tri Rismaharini sebagai wali kota.

“Surabaya sangat beruntung punya Bu Risma karena memiliki perangai ilmiah, yaitu semua kebijakan yang ada hukan hanya berbasiskan opini, ideologi, dan politik, tapi berbasiskan riset. Ibu Risma juga tipe pemimpin yang terbuka untuk hasil-hasil riset dan hal-hal baru,” kata Teguh pada kesempatan sama.

Dari sekian banyak pemimpin di Indonesia ini, menurut Teguh, tidak banyak pemimpin seperti Risma yang memiliki perangai ilmiah. Artinya, terbuka dengan hasil riset dan ada evaluasi sebelum dan sesudah proses pengambilan kebijakan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...