Ditutup Tanpa Apresiasi, Debat Diwarnai Saling Sindir

Ameidyo Daud Nasution
Oleh Ameidyo Daud Nasution - Dimas Jarot Bayu
18 Januari 2019, 06:50
Debat Capres
Antara Foto/ Sigid Kurniawan
Ketua KPU Arief Budiman (kiri) bersama pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma\'ruf Amin (kedua kanan) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) dan Sandiaga Uno (kanan) bersiap mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Debat tersebut mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme.

Ketika ditemui di luar arena debat, Prabowo mengaku merasa tegang mengikuti Debat Pilpres 2019. Terlebih, sistem debat kali ini berbeda dibandingkan debat pada Pilpres sebelumnya. Selain itu, saling sindir yang terjadi selama debat berlangsung membuat suasana debat cukup panas. "Oke lah. Tegang juga aku," kata Prabowo.

Aksi saling sindir ini terlihat ketika Prabowo mempermasalahkan adanya kepala desa yang ditersangkakan lantaran mendukungnya. Padahal, ada kepala daerah yang mendukung Jokowi dan Ma'ruf Amin, namun tidak dipermasalahkan. Jokowi lantas meminta agar Prabowo tak asal menuduh.

Jokowi lantas menyinggung kasus yang terjadi kepada mantan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet. Awalnya Ratna mengaku dianiaya. Kemudian Prabowo pun melakukan konferensi pers untuk membela Ratna. Ternyata, Ratna diketahui berbohong dan mengarang cerita. Perubahan fisik wajah Ratna ternyata hasil operasi plastik.

Prabowo kembali menyindir Jokowi saat menyatakan adanya silang pendapat antarmenteri terkait ketersediaan beras. Ia mengatakan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Direktur Utama Bulog menyebut beras saat ini cukup sedangkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai pasokan beras minim. Akhirnya, pemerintah pun impor beras.

Jokowi menjawab, ia justru tidak senang jika menterinya satu suara karena tidak akan ada yang mengontrol satu sama lain. Adapun keputusan soal impor sudah menjadi keputusan bersama.

Sindiran lainnya muncul dari Jokowi ketika menanyakan kepada Prabowo terkait calon anggota legislatif dari Gerindra yang merupakan mantan narapidana kasus korupsi. Mengutip data Indonesia Corruption Watch (ICW), Jokowi menyebut caleg mantan narapidana korupsi paling banyak berasal dari Gerindra.

Prabowo mengaku belum menerima data ICW dan menudingnya sangat subjektif. Ia meminta Jokowi tidak menuduh partai yang dipimpinnya dan memastikan Gerindra akan melawan korupsi hingga ke akar-akarnya.

(Baca: Jokowi Tegaskan Tak Punya Konflik Kepentingan dan Beban Masa Lalu)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...