Ditutup Tanpa Apresiasi, Debat Diwarnai Saling Sindir
Ketika ditemui di luar arena debat, Prabowo mengaku merasa tegang mengikuti Debat Pilpres 2019. Terlebih, sistem debat kali ini berbeda dibandingkan debat pada Pilpres sebelumnya. Selain itu, saling sindir yang terjadi selama debat berlangsung membuat suasana debat cukup panas. "Oke lah. Tegang juga aku," kata Prabowo.
Aksi saling sindir ini terlihat ketika Prabowo mempermasalahkan adanya kepala desa yang ditersangkakan lantaran mendukungnya. Padahal, ada kepala daerah yang mendukung Jokowi dan Ma'ruf Amin, namun tidak dipermasalahkan. Jokowi lantas meminta agar Prabowo tak asal menuduh.
Jokowi lantas menyinggung kasus yang terjadi kepada mantan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet. Awalnya Ratna mengaku dianiaya. Kemudian Prabowo pun melakukan konferensi pers untuk membela Ratna. Ternyata, Ratna diketahui berbohong dan mengarang cerita. Perubahan fisik wajah Ratna ternyata hasil operasi plastik.
Prabowo kembali menyindir Jokowi saat menyatakan adanya silang pendapat antarmenteri terkait ketersediaan beras. Ia mengatakan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Direktur Utama Bulog menyebut beras saat ini cukup sedangkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai pasokan beras minim. Akhirnya, pemerintah pun impor beras.
Jokowi menjawab, ia justru tidak senang jika menterinya satu suara karena tidak akan ada yang mengontrol satu sama lain. Adapun keputusan soal impor sudah menjadi keputusan bersama.
Sindiran lainnya muncul dari Jokowi ketika menanyakan kepada Prabowo terkait calon anggota legislatif dari Gerindra yang merupakan mantan narapidana kasus korupsi. Mengutip data Indonesia Corruption Watch (ICW), Jokowi menyebut caleg mantan narapidana korupsi paling banyak berasal dari Gerindra.
Prabowo mengaku belum menerima data ICW dan menudingnya sangat subjektif. Ia meminta Jokowi tidak menuduh partai yang dipimpinnya dan memastikan Gerindra akan melawan korupsi hingga ke akar-akarnya.
(Baca: Jokowi Tegaskan Tak Punya Konflik Kepentingan dan Beban Masa Lalu)