Tsunami Selat Sunda Dipastikan Akibat Runtuhan Gunung Anak Krakatau

Dimas Jarot Bayu
26 Desember 2018, 17:38
Letusan Anak Gunung Krakatau
ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat
Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut).

Sutopo menyebut, luas daratan yang diterjang tsunami bervariasi. Ini bergantung pada topografi wilayah pantai yang terdampak. "Kalau ada beberapa tempat yang datar, diperkirakan ada sekitar 500 meter. kalau daerah perbukitan sangat disesuaikan," kata dia.

Akibat tsunami Selat Sunda, BNPB mencatat korban meninggal dunia hingga hari ini sebanyak 430 orang. Sebanyak 1.495 orang luka-luka, 159 orang hilang, dan 21.991 orang mengungsi.

Selain itu, 924 unit rumah, 73 penginapan, dan 60 warung rusak akibat terjangan tsunami. Kerusakan juga menimpa 434 perahu, 24 kendaraan roda empat, serta 42 kendaraan roda dua.

(Baca: Tsunami Selat Sunda Sebabkan Puluhan Hotel Sekitar Carita Rusak Parah)

Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Gunung Anak Krakatau pada level dua atau waspada. Masyarakat dilarang mendekati Gunung Anak Krakatau di radius dua kilometer dari puncak kawah.

Sementara, BMKG merekomendasikan masyarakat untuk menghindari lokasi pesisir pantai di sekitar Selat Sunda dalam radius 500 meter sampai satu kilometer. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi potensi tsunami susulan yang dapat terjadi di Selat Sunda.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...