Startup Desain Produk Ramah Alam Butuh Dukungan Modal dan Riset

Dini Hariyanti
26 November 2018, 18:15
Kantong Plastik
Katadata

Pada sisi lain, Direktur Eksekutif Diet Kantong Plastik Tiza Mafira menyatakan, pebisnis yang berorientasi kepada pelestarian lingkungan hidup patut mendapat sokongan pemerintah. Dia mengakui, selain penguatan modal, riset dan pengembangan (research and develeopment / R&D) merupakan hal krusial bagi mereka.

"Selama kantong plastik (sekali pakai) diberikan gratis, maka sulit bagi produk inovasi ramah lingkungan untuk menembus pasar. Tantangannya memang bagaimana agar mereka bisa menembus market," tutur dia.

Secara jangka panjang, Tiza ingin mengubah kebijakan penggunaan kantung plastik sekali pakai di Indonesia. Pasalnya, pengolahan sampah plastik terus menjadi tantangan mengingat baru sekitar 7% dari jumlah sampah yang dapat diolah.

"Orang tahu masalah sampah, tetapi banyak yang merasa itu tidak memengaruhi kita. Karena (dianggap) pencemaran jauh dari kita, adanya di laut. Padahal ini dekat dengan kita, karena kita yang menggunakan," katanya.

(Baca juga: Bernilai Jual Tinggi, Pebisnis Memilih Pasarkan Kriya Dekoratif

Desain produk, termasuk untuk barang ramah lingkungan, termasuk dalam 16 subsektor ekonomi kreatif. Bidang usaha ini dinilai mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan potensial pada tahun-tahun mendatang.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mencatat bahwa produk domestik bruto (PDB) subsektor desain produk pada 2016 senilai Rp 2.281 miliar. Persentase penerapan e-commerce dalam bisnis di bidang ini mencapai 72,21%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...