Polmark: Kemenangan Pilpres Ditentukan Dukungan Generasi Millenial

Dimas Jarot Bayu
29 Agustus 2018, 16:39
kampanye partai
ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Ilustrasi kampanye parpol.

Hanya 15,3% yang mengaku belum menggunakan telepon genggam maupun smartphone. "Hampir 50% ke atas, masyarakat kita di generasi ke depan akan menggunakan alat komunikasi pribadi," kata Eko.

Dengan meningkatnya penggunaan alat komunikasi pribadi, akses publik terhadap media melalui internet pun semakin tinggi. Di Jawa, 11,4% masyarakatnya mengklaim telah mengakses media melalui internet.

Sementara, ada 13,2% masyarakat di Sumatera yang telah mengakses media lewat internet. "Televisi memang masih menjadi favorit diakses masyarakat, tapi posisi internet telah mengalahkan media cetak dan radio," kata Eko.

Televisi masih menjadi media paling efektif

Meski masyarakat sebagian besar telah menggunakan telepon genggam, namun televisi masih menjadi media kampanye yang paling efektif dalam meningkatkan popularitas dan elektabilitas. Posisi selanjutnya ditempati oleh pemasangan spanduk, dialog tatap muka, dan dialog di televisi. Media sosial menyusul bersama pemberitaan di koran pada posisi setelahnya.

Untuk menaikkan popularitas di Jawa, 69,8% disumbang oleh televisi, 7% spanduk, 3,6% dialog tatap muka, dan 2,9% dari berita serta informasi di media sosial. Di Sumatera, 61,2% masyarakat menilai popularitas paling efektif ditingkatkan melalui televisi, 11,9% spanduk, 4% dialog tatap muka, dan 2,7% dari media sosial.

(Baca juga: Penetrasi Awal Jokowi Membidik Pemilih Muslim dan Milenial)

Untuk menaikkan elektabilitas di Jawa, 63,7% disumbang oleh televisi, 8,4% dialog tatap muka, 4,8% spanduk, dan 2,8% dari berita serta informasi di media sosial. Di Sumatera, 25,9% masyarakat menilai elektabilitas paling efektif ditingkatkan melalui televisi, 23,5% dialog tatap muka, 19,3% spanduk, 5,7% dari berita di koran, dan 3,6% dari media sosial.

Kajian Polmark ini didapatkan melalui hasil olahan 73 survei Polmark secara nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota dalam rentang waktu 15 Januari 2016-11 Juni 2018. Metode pengambilan sampel untuk masing-masing survei menggunakan multistage random sampling.

Jumlah responden untuk survei tingkat nasional sebesar 2.250 orang dengan tingkat kesalahan 2,1% dan 2.600 orang dengan tingkat kesalahan 1,9%. Survei tingkat provinsi memiliki 1.200 respnden dengan tingkat kesalahan sebesar 2,9%.

Ada pun, jumlah responden untuk tiap survei kabupaten sebesar 880 orang dengan tingkat kesalahan 3,4%. Untuk survei kota, jumlah responden sebanyak 440 orang dengan tingkat kesalahan sebesar 4,8%.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...