Sukses Kendalikan Puso, Petani Karawang Panen

Image title
Oleh
25 Agustus 2018, 18:10
Karawang bebas puso
Katadata

Karawang (23/8) –Lahan pertanian Kerawang Jawa Barat tahun ini, mampu melewati musim kemarau, dengan bebas dari kasus puso. Kementerian Pertanian mengapresiasi upaya keras para petani di Karawang ini yang berhasil panen padi hingga mencapai 10 ton per hektar. Panen padi varietas Inpari 32 yang merupakan jenis Inbrida padi sawah irigasi tersebut membuat Kementan optimistis, mampu mendongkrak produksi padi khususnya di Jawa Barat.

"Ini prestasi yang luar biasa dari petani kita dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya dan juga untuk mendongkrak peningkatan produktivitas padi di Jawa Barat," kata Ketua Penanggungjawab Upaya Khusus Swasembada (Upsus) Provinsi Jawa Barat Banun Harpini. Pernyataan itu disampaikan Banun kepada para petani saat panen raya padi sekaligus pencanangan penanaman budidaya kedelai pada Kelompok Tani Sri Rejeki II di Dusun Pundong Desa Pasirtanjung Kecamatan Lemahabang, Karawang. 

Banun menyatakan keberhasilan ini tidak lepas dari kerjasama, dan pasokan air yang cukup sepanjang tahun dari Perum Jasa Tirta (PJT) II. Meski memiliki aliran irigasi yang cukup, Banun juga mengingatkan para petani dan Tim Upsus di Karawang, untuk selalu menjaga saluran irigasi agar tidak mengalami penyumbatan. Sebab, seauh ini terdapat beberapa kasus penyumbatan irigasi akibat sampah dan enceng gondok. "Dari data laporan pemerintah Provinsi Jawa Barat per 23 Agustus 2018, Karawang diketahui memiliki potensi kekeringan ringan sebanyak 215 hektar, dan ini terjadi karena adanya penyumbatan atau aliran irigasi yang tidak lancar," jelas Banun. Katanya, petani dan dinas setempat harus gotong royong untuk menjaga saluran irigasi.

Banun juga menekankan risiko serangan hama akibat menanam padi dengan Indeks Pertanaman (IP) tiga kali dalam setahun, dapat dikendalikan. Caranya mengkombinasikan dengan penerapan teknologi: pemilihan varietas yang sesuai dengan musimnya, pengendalian hama dengan teknik refugia, dan penerapan teknologi Padi Aerob Terkendali dengan Penggunaan Bahan Organik (Patbo Super). Pernyataan ini disampaikan Banun untuk menanggapi keluhan petani yang masih enggannya menanam tigakali dalam setahun karena takut adanya ledakan hama.

Patbo Super merupakan teknologi budidaya padi dengan konsep penghematan air sampai 75 persen untuk  menggenjot produktivitas serta peningkatan Indeks Pertanaman. Patbo Super digunakan untuk meningkatkan produktivitas padi terutama pada lahan tadah hujan. Lima komponen teknologi Patbo Super adalah: penggunaan varietas unggul baru (VUB) kelompok ampibi, manajemen air, penggunaan bahan organik, penggunaan alat mesin pertanian atau alsintan, dan pengendalian gulma atau hama.

Untuk itu, Banun menyarankan petani untuk tidak membakar jerami sisa panen karena akan menyebabkan unsur hara dalam jerami hilang. Sisa jerami tersebut, sebaiknya diolah untuk menjadi pupuk organik dengan menambahkan bakteri pembusuk agar mempercepat proses pengomposannya. "Selain bisa dipakai sendiri, dalam metode budidaya Patbo, pupuk organik juga bisa dijual dan bisa menambah pendapatan petani," jelasnya.

Banun mendorong para petani Karawang dan petani Jawa Barat lainnya untuk menggunakan teknologi yang sudah teruji tersebut. Di sisi lain, Kementan secara intensif menyosialisasikan dan memberi bimbingan untuk para petani terkait teknologi ini.

Sebagai salah satu sentra penyumbang produksi beras di Jawa Barat, pemerintah menargetkan produksi padi di Karawang pada 2018 sebesar 1.365.680 ton gabah kering panen (GKP) atau setara 792.394 ton beras. Sementara data tertulis dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang yang turut menyebutkan bahwa capaian produksi padi hingga Juli 2018 sebesar 703.348 ton GKP (51,50 persen) dari luas panen 104.202 hektar (66,98 persen). Sejauh ini masih tersisa pertanaman (standing crop) seluas 51,365 hektar (33,02 persen) yang perlu dikejar, dan dijaga dari berbagai kemungkinan kendala. Sementara untuk luas tambah tanam kedelai di Kabupaten Karawang, hingga Rabu (22/8) lalu, sudah sudah 92,9 persen atau seluas 1.478 hektar dari target sebesar 1.590 hektar.

Banun meminta para petani tidak lagi membiarkan ada lahan sawah yang tidak ditanani atau terbengkalai. Menurutnya, jika tidak memungkinkan ditanami padi, lahan bisa ditanami jagung atau kedelai. "Tujuan dari pembangunan pertanian adalah untuk menyejahterakan petani, jadi bukan semata-mata mengejar target luas tambah tanam,” tegasnya.

Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...