Imbas Harga Minyak, Pertamina Hitung Kenaikan Harga Solar
Menurut Ahmad Bambang, Pertamina mengalami defisit sebesar Rp 700 per liter dengan menjual harga Rp 5.150 per liter sejak Oktober lalu. Penyebabnya, pemerintah tidak berani menaikkan harga BBM pada periode tersebut meskipun indikator harga minyak naik.
10 Negara dengan Harga BBM Termurah pada Kuartal III 2016
Selain itu, Bambang mengaku, kenaikan harga Solar pada periode Januari sudah masuk dalam pembukuan keuangan tahunan yang berbeda. Alhasil, keuntungan yang diperoleh Pertamina pada penjualan tahun ini tidak bisa menutup selisih harga keekonomian minyak tahun depan.
Sekadar informasi, Pertamina berhasil meraup laba bersih sebesar US$ 2,83 miliar atau sekitar Rp 37,06 triliun hingga akhir kuartal III lalu. Keuntungan bersih ini melonjak 209 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yakni US$ 914 juta atau Rp 11,97 triliun. (Baca: Berkat Efisiensi, Pertamina Raup Laba Kuartal III Rp 37 Triliun)
Di tempat yang sama, Direktur Pembinaan Hilir Kementerian ESDM Setyorini Tri Hutami mengatakan, jika melihat tren penentu harga maka harga Solar periode Januari sampai Maret 2017 memang mengalami kenaikan. Namun, besarannya masih dihitung dan belum diputuskan. “Yang memutuskan Pak Menteri ESDM nanti," kata dia.