Jokowi Berpeluang Reshuffle Kabinet Sebelum Lebaran

Yura Syahrul
16 Juni 2016, 15:23
Sidang Kabinet
Arief Kamaludin|KATADATA

(Baca: Pos Baru untuk Pramono dan Rini di Kabinet Pasca Reshuffle)

Sebelumnya, pada April lalu, Jokowi dikabarkan sudah berencana merombak kabinetnya. Pos-pos menteri yang terkena reshuffle antara lain Menko Maritim Rizal Ramli, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, Menteri Desa dan PDT Marwan Jafar dan Menteri Perindustrian Saleh Husin. Tapi, rencana itu batal karena Jokowi dan Megawati belum sepakat mengenai pos baru untuk Rini.

(Baca: Reshuffle Tertunda, Jokowi-Mega Belum Sepakat Nasib Rini)

Pasar sembako

Kepala Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Agus Nugroho memberikan catatan terhadap kinerja beberapa menteri di bidang ekonomi. Ia melihat, Menteri Koperasi dan UKM A.A. Gede Ngurah Puspayoga tidak punya gebrakan mendorong pengembangan koperasi dan UKM. Padahal, dua badan dan sektor ini bisa membangkitkan kelesuan ekonomi saat ini.

Selain itu, Eko menyoroti kinerja Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong dalam menjaga pasokan bahan pangan dan stabilitas harganya di pasar. “Tidak ada langkah kongkrit, padahal sudah dicandangkan swasembada bahan pokok sejak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono),” ujarnya.

(Baca: Stok Pangan Melimpah, Tapi Harganya Naik)

Pada kesempatan terpisah, peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyoroti neraca dagang Indoneia saat ini yang mampu mencetak surplus namun aktivitas ekspor dan impor terus menurun. “Itu benar-benar warning yang kritis. Manufaktur drop, Menteri Perindustrian diam saja,” katanya. Ia juga memberikan nilai minus kepada Menteri Pertanian lantaran lonjakan harga pangan belakangan ini.

“Tidak perform dua menteri itu.”

Jadi, secara umum, menurut dia perombakan kabinet perlu dilakukan pada pos-pos yang terkait dengan mendorong produktivitas nasional. Yaitu pertanian, perindustrian, dan perdagangan. “Menteri Keuangan juga, shortfall (kekurangan pajak) ratusan triliun, itu gagal perencanaan namanya, bukan missed (meleset),” kata Enny.

Halaman:
Reporter: Safrezi Fitra, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...