Selama 2015, Pertamina Rugi Rp 6,3 Triliun dari Penjualan Premium

Yura Syahrul
31 Desember 2015, 09:00
pertamina
Arief Kamaludin|KATADATA
Proses pengisian bahan bakar di salah satu SPBU di Jakarta.

(Baca: DPR Tak Percaya Perhitungan Pertamina Soal Harga Premium)

Namun, Direktur Pembinaan Hilir Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Setyo Rini Tri Hutami mengatakan, nilai kerugian yang diklaim Pertamina tersebut akan diaudit terlebih dahulu. Jadi, hingga saat ini pemerintah belum menentukan sikap, apakah bakal membayar seluruh kerugian tersebut atau tidak. "Akan diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), nanti tunggu rekomendasinya," kata Rini kepada Katadata.

(Baca: Upaya Efisiensi, Pertamina Berhasil Menghemat Rp 17,8 triliun)

Sebelumnya, hingga awal Oktober lalu Pertamina pernah mengklaim masih mengalami kerugian dari penjualan BBM sebesar Rp 15 triliun. Di sisi lain, Pertamina berhasil menjalankan program efisiensi, mulai dari efektifitas biaya, optimalisasi aset dan penciptaan nilai tambah. Alhasil, nilai efisiensi tersebut mencapai US$ 1,28 miliar atau sekitar Rp 17,8 triliun.

Artinya, kalau hasil efisiensi tersebut dipakai untuk menutup kerugian dari penjualan Premium, Pertamina masih memiliki kelebihan dana. Namun, Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengaku langkah-langkah efisiensi tersebut belum bisa menutupi semua kerugian tersebut. “Sementara, ada sedikitlah (yang bisa ditutupi),” katanya.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...