Defisit Rp 1.372 Triliun, Arab Saudi Naikkan Harga BBM

Muchamad Nafi
29 Desember 2015, 12:57
Kilang Minyak
KATADATA
Kilang Minyak

Sebenarnya, kondisi ini bukan pertama kali bagi Arab Saudi dan negara-negara Teluk penghasil minyak terserang defisit anggaran. Ketika harga minyak turun tajam pada 1986, Arab Saudi mengalami defisit anggaran hingga 15 tahun. Lalu, secara signifikan meningkatkan utang publik sampai harga minyak pulih pada 2000-an.

Namun, hal yang sedikit membedakan dengan situasi saat ini yakni ketika harga minyak mentah turun, negara-negar yang tergabung dalam Organisasi Produsen Minyak (OPEC) mempertahankan produksi minyak dalam jumlah besar. Alih-alih memotong produksi untuk mendorong harga naik, Arab Saudi secara agresif meningkatkan produksi dengan alasan untuk menjaga pangsa pasar dan menghadang produsen minyak serpih seperti Amerika di pasar global.

Terkait dengan kesehatan anggaran Arab itu, pada pertengahan September lalu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan defisit anggaran negara penghasil minyak terbesar dunia tersebut mencapai 20 persen dari produk domestik brutonya. “Ini pertama kalinya juga Saudi menjual surat utang,” kata Bambang. 

Katadata

 

Katadata (KATADATA)

Bercermin dari hal tersebut, Bambang mengatakan pemerintah harus memperhatikan bahwa negara yang punya kemampuan besar saja terkena masalah. Kondisi ini pun pasti menjalar ke Indonesia dan negara lain. 

Halaman:
Reporter: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...