Anjloknya Harga Minyak Mengancam Target Lifting

Arnold Sirait
18 Desember 2015, 10:00
Pengeboran minyak lepas pantai.
KATADATA
Pengeboran minyak lepas pantai.

Sementara itu, ExxonMobil selaku operator dari Blok Cepu mengumumkan hingga pertengahan Desember 2015, produksi minyak dari proyek Banyu Urip di Bojonegoro, Jawa Timur sudah lebih dari 130.000 bph. Angka ini meningkat dari sebelumnya yang hanya di atas 80 ribu bph.  Peningkatan ini seiring dengan dimulainya produksi dari CPF. 

Lapangan Banyu Urip diharapkan dapat menghasilkan 450 juta barrel minyak selama masa operasi proyek. Pada puncak produksinya akan menghasilkan sekitar 20 persen dari target produksi minyak nasional 2016. 

Selama 10 tahun terakhir, realisasi lifting minyak memang tidak pernah mencapai target. Bahkan terus menurun dari 1 juta barel di 2004, menjadi 783.000 barel per hari per September 2015. Sampai dengan akhir tahun, SKK Migas memperkirakan angka lifting minyak hanya berada pada kisaran 790.000 bph. Padahal dalam APBN Perubahan 2015, target lifting ditetapkan sebesar 825 ribu bph. (Baca: Demi Target Lifting, SKK Migas Minta KKKS Lepas Stok Minyaknya)

Menurut Dewan Penasehat Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto harga minyak memang berpengaruh terhadap lifting minyak. Namun, hal ini seharusnya tidak bisa dijadikan alasan lifting sulit tercapai. Target lifting tercapai atau tidak tergantung dari manajemen proyek yang dilakukan pemerintah.

Pemerintah, kata dia, harus bisa merencanakan proyek migas secara matang. Setelah perencanaan selesai, pemantauan proyek tetap harus dilakukan. “Apakah proyek tersebut sesuai dengan jadwal.  Kalau sudah sesuai jadwal, apa produksinya sesuai dengan rencana,” kata dia kepada Katadata, Kamis (17/12).

Untuk mengejar target lifting, pemerintah juga bisa melakukan berbagai terobosan. Tidak hanya fiskal, pemerintah juga bisa memberikan insentif nonfiskal, seperti kemudahan perizinan dan pembebasan lahan. Pembebasan lahan ini sangat penting agar proyek migas dapat berjalan sesuai dengan jadwal. Apalagi, hal ini yang paling sering dikeluhkan kontraktor migas. (Baca: Lifting Tak Tercapai, Penerimaan Negara Hanya US$ 13,2 Miliar)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...