Belajar dari Sukses Korsel Gelar Pemilu Saat Corona Untuk Pilkada 2020
(Baca: Empat Negara yang Dinilai Sukses Kendalikan Penyebaran Corona)
Sigap Mencegah Covid-19
Selanjutnya adalah kesigapan mencegah covid-19. Korsel tak menerapkan karantina wilayah atau lockdown untuk mencegah pandemi. Namun, negara gingseng melakukan sejumlah langkah lain yang efektif. Di antaranya, melakukan tes besar-besaran dan pelacakan kontak dari para pasien corona.
Pemerintahan Presiden Moon Jae-In menyediakan tempat pengetesan corona gratis di area publik. Metode ini kemudian diikuti negara lain, termasuk Amerika Serikat. Lalu memanfaatkan rekaman CCTV, transaksi kartu debit dan kredit, dana data komunikasi ponsel, untuk melacak siapa yang harus dites.
Pelacakan seperti itu dinilai efektif seiring penggunaan massif CCTV dan transaksi nontunai di Korsel. Pelacakan pun tetap dilakukan meskipun telah banyak hasil tes keluar, sebab banyak orang menderita gejala ringan corona.
Selain itu, pemerintah Korsel menerapkan sanksi bagi pelanggar masa karantina 14 hari. Denda bagi penduduk asli Korsel dan deportasi bagi warga negara asing.
Seluruh langkah itu berhasil melandaikan jumlah kasus corona di Korsel. Penambahan kasus yang semula mencapai ratusan orang per hari, kini hanya puluhan. Pada 14 April, hanya terdapat 27 kasus baru di Korsel.
(Baca: Pemerintah Ajak Daerah Integrasikan Data Covid-19 Agar Transparan)
Kepercayaan Masyarakat Kepada Penyelenggara
Melalui sistem pemilu yang baik dan kesigapan menangani covid-19, menurut IDEA, telah membuat masyarakat percaya kepada penyelenggara. Mereka yakin pemilu kali ini berjalan dengan lancar dan tak menyebabkan penyebaran baru corona.
Ditambah pula dengan apresiasi dunia atas langkah Korsel menangani pandemi. Menurut IDEA, hal itu membuat situasi politik kian kondusif dan masyarakat semakin bersemangat memilih. Sebab, masyarakat menjadi memiliki kebanggaan untuk menjadi bagian dari kesuksesan pesta demokrasi di negaranya.
Penyelenggara pemilu di Korsel pun transparan selama pemungutan suara. Mereka mengundang stasiun televisi dan media untuk mengadakan siaran langsung dari TPS. Dengan begitu publik bisa tetap menyaksikan proses penghitungan suara dari rumah masing-masing tanpa perlu takut suaranya hilang atau terjadi kecurangan.
(Baca: Ringankan Beban Nasabah, Pegadaian akan Beri Bunga 0%)