Rekor Tambahan Kasus Covid-19, Gugus Tugas Sebut Positivity Rate Turun

Pingit Aria
2 Juli 2020, 21:23
Petugas melakukan sosialisasi penerapan normal baru di pasar Bengkok Aksara Baru Medan, Sumatera Utara, Kamis (2/7/2020).
ANTARA FOTO/Septianda Perdana/nz
Petugas melakukan sosialisasi penerapan normal baru di pasar Bengkok Aksara Baru Medan, Sumatera Utara, Kamis (2/7/2020).

Lebih lanjut Dewi menjelaskan jika angka nasional 12% maka setiap kabupaten-kota memiliki cerita yang berbeda jika ditelaah dari jumlah orang positif dibandingkan dengan jumlah orang yang diperiksa.

“Jumlah kasus terbanyak memang dari Surabaya, tapi begitu dilihat dari dengan perbandingan 100 ribu penduduk, ceritanya jadi berbeda. Walaupun Surabaya masuk lima besar, tapi kalo dari provinsi tidak masuk ke 5 besar,” ujarnya.

Kepadatan penduduk memang jadi salah satu faktor risiko dalam penularan Covid-19. Untuk saat ini, laju insidensi terkait dengan rumusnya berdasarkan padatnya jumlah penduduk.

“Kita bisa melihat bahwa Jawa Timur merupakan zona titik merah, padahal kalo saya melihat Jawa Timur dengan seluruh kabupaten kotanya, ternyata dari semua kabupaten kotanya itu tidak semua itu angkanya tinggi,” ungkapnya.

Perbandingan positivity rate juga dapat dilihat dari jauhnya perbandingan jumlah penduduk dengan jumlah kasusnya.

“Peringkat pertama Kota Surabaya dengan jumlah kasus 5.700, tapi ternyata peringkat keduanya Kabupaten Sidoarjo dengan 1.387 kasus yaitu seperempat kasus dari Surabaya, peringkat ketiganya Gresik itu sepersepuluh dari kasus Surabaya, apalagi yang terkecil di Ngawi hanya sekitar 23 kasus,” tuturnya.

(Baca: Berpotensi Tularkan Corona, Perkantoran Diminta Atur Sirkulasi Udara)

Jadi Ketika berbicara Indonesia, bahkan Jawa Timur saja dengan 30 lebih kabupaten-kota itu tidak bisa disamakan seluruhnya memasuki zona merah.

Adapun di Jawa tengah, daerah yang justru terlihat memiliki kondisi yang cukup parah. Namun, Dewi menyebut, mungkin kondisinya tidak separah atau seburuk yang dibayangkan jika dilihat dalam kerangka yang lebih luas lagi.

“Jadi kalau kita lihat kasus pertama ada di Semarang, dengan jumlah 1.774 kasus dengan insidensinya yang tinggi, kemudian yang keduanya ada Kabuaten Magelang yang angkanya hanya 48 kasus, ada juga Tegal hanya 6, dan Wonogiri juga hanya 9. Bayangkan kalo kita bilang Jawa Tengah ini kondisinya merah, padahal tidak semua bisa disamaratakan.”

Untuk itu angka ini akan menjadi pelajaran banyak dan melihat angka bukan haya melihat angka satu saja yang bulat, melainkan sebetulnya dilihat lebih jauh, pembandingnya, dan juga interpretasinya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...