Jokowi Minta Terawan Urusi Vaksin Gratis, Erick Thohir yang Berbayar

Rizky Alika
19 Oktober 2020, 14:24
Petugas medis mencatat data warga saat proses simulasi ujicoba vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/10/2020). Simulasi di puskesmas tersebut dilakukan setelah ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai salah satu lok
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.
Petugas medis mencatat data warga saat proses simulasi ujicoba vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/10/2020). Simulasi di puskesmas tersebut dilakukan setelah ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai salah satu lokasi pelaksanaan ujicoba vaksinasi COVID-19 dengan memastikan kesiapan mulai dari alur proses vaksinasi, tenaga kesehatan, observasi, penerapan protokol kesehatan dan jalur khusus ke Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Menurutnya, hal-hal tersebut harus diinformasikan secara detail kepada masyarakat agar tidak ada isu yang "dipelintir". "Jangan sampai dihantam isu, dipelintir, kemudian masyarakat demo lagi karena sekarang pada kondisi yang sulit," kata Jokowi.

Tak hanya itu, ia juga meminta pemerintah untuk menggandeng Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengadakan pelatihan vaksin, seperti pelatihan membawa vaksin hingga penyimpanan vaksin. Sebab, setiap vaksin memiliki perlakua yang spesifik serta berbeda satu sama lainnya.

Jokowi pun telah menerima laporan dari Menteri BUMN bahwa AstraZeneca akan melakukan pengiriman vaksin tahap pertama pada April 2021. Nantinya, Indonesia akan mendapatkan 11 juta vaksin selama satu bulan. Secara keseluruhan, total vaksin AstraZeneca untuk Indonesia sebanyak 100 juta.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga meminta jajarannya untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang pada akhir Oktober. Sebab, lanjut dia, Indonesia sempat mengalami lonjakan kasus virus corona pasca libur panjang pada Agustus lalu.

"Ini perlu kita bicarakan agar kegiatan libur panjang dan cuti bersama jangan sampai berdampak pada kenaikan kasus Covid-19," ujar dia.

Ia mencatat, rata-rata kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada 18 Oktober mencapai 17,69%, lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia sebesar 22,4%. Sementara, rata-rata kasus sembuh di Indonesia mencapai 78,84%, lebih tinggi dari rata-rata kesembuhan dunia 74,67%.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...